Rabu, 18 November 2009

Teori Belajar

TEORI BELAJAR
DEFINISI TEORI BELAJAR
 Arthur T. Jersild Ü learning is modification of behavior through experience and training
 Morgan (1978) Ü belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman
 Gage (1984) Ü belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman
Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan permanen
Delapan Tipe Belajar
Belajar Sinyal
Memberikan reaksi pada perangsang
Guru sejarah galak ditakuti murid Ü murid tidak senang pada sejarah
Belajar Stimulus - Respons
Memberikan reaksi pada perangsang
Guru memuji tindakan anak Ü anak cenderung mengulang
Chaining Motorik
Membentuk rangkaian gerak gerik
Memegang jangka bagian atas Ü jangka dibuka Ü dibuat lingkaran
Chaining Verbal
Memberikan reaksi verbal pada stimulus
Meja dalam Bahasa Inggris apa? Ü table
Belajar Diskriminasi yang jamak
Memberikan reaksi yang berbeda pada stimulus yang mirip
Inilah beras C; yang ini beras PB 8; yang ini beras Rajalele
Belajar Konsep (Concept learning)
Menempatkan objek-objek dalam kelompok tertentu
Belajar Kaidah (Rule Learning)
2 x 18 = 16 ; Benda yang bulat berguling pada alas yang miring
Belajar Memecahkan Masalah (Problem Solving)
Menggabungkan beberapa kaidah menjadi prinsip pemecahan
Mencegah sebuah bola berguling pada alas yang miring
Psikologi Daya
Plato, Aristoteles
Siswa didisiplinkan atau dilatih
Herbartisme
Naturalisme Romantik
Faculty Psychology
1. Faculty Psychologi/Psikologi Kecakapan
 Christian Wolff (1679-1754), seorang ahli filsafat Jerman, berpendapat bahwa pikiran atau otak manusia mempunyai kecakapan yang jelas dan berbeda-beda
 Kecakapan dasar yang umum adalah: pengetahuan (knowing), perasaan, ingatan, dan akal budi inti. Sedangkan kecakapan akal budi (reasoning) meliputi kemampuan menggambarkan perbedaan-perbedaan dan menafsirkan atau menilai bentuk.
 Orang akan dapat belajar jika mental atau dayanya dilatih dengan keras terutama daya nalarnya dan selanjutnya belajar identik dengan mengasah otak.
2. Herbartisme
• Johan Friedrich Herbart (1776-1841) mengembangkan psikologi belajar modern yang sistematis, yang lahir dari suatu teori tabula rasa tentang jiwa atau pikiran (mind)
• Herbart telah mengembangkan pasivitas kenetralan pikiran atau jiwa ke dalam suatu teori belajar mengajar secara sistematis. Ia berpikir bahwa pikiran atau jiwa itu tidak mempunyai bakat ataupun kecakapan alami dari pembawaan, baik untuk menerima maupun menghasilkan gagasan, dan bahkan tidak mempunyai penyusunan jarak jauh terhadap persepsi, berpikir, kemauan, atau kegiatan yang bersandar di dalamnya.
• Jadi, Jiwa atau pikiran adalah suatu kumpulan (potensi), bukan kecakapan, tetapi ide-ide dan kondisi mental.

3. Naturalisme Romantic
• Identik dengan teori humanisme dimana semua orang yang normal berpotensi menjadi orang yang hebat.
• Manusia sebagai satu kepribadian yang utuh,terdiri atas tiga aspek, yaitu Afektif, Kognitif dan Psikomotor
• Naturalisme oleh J.J.Rousseou mengatakan bahwa anak pada waktu lahir adalah baik, jika anak rusak itu akibat pengaruh lingkungan. Karena pada waktu itu moral manusia pada level yang terpuruk
• Menurut teori ini, belajar adalah membiarkan anak tumbuh dan berkembang dengan sendirinya secara alamiah dan jangan diapa apakan.
Behaviorisme
CIRI-CIRI
RUMPUN TEORI BEHAVIORISME
1. Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil
2. Menekankan peranan lingkungan
3. Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
4. Menekankan pentingnya latihan
5. Bersifat mekanistis
Tiga Rumpun Behaviorisme
1. Psikologi Penguatan (Operant Conditioning)
2. Psikologi Asosiasi (Koneksionisme)
3. Psikologi Conditioning
Psikologi Asosiasi (Koneksionisme)
Menurut teori ini:
tingkah laku individu tidak lain dari suatu hubungan antara rangsangan dengan jawaban atau stimulus-respon.
belajar adalah pembentukan hubungan stimulus-respon sebanyak-banyaknya.
Edward L. Thorndike (1874-1949)
1. Law of readines
2. Law of Excercise
3. Law of effect

Psikologi Conditioning
Menurut teori ini:
Belajar merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon terhadap sesuatu.
Mengajar adalah membentuk kebiasaan, dengan mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan
Psikologi Penguatan (Operant Conditioning)
Teori ini mengkondisikan/yang diperkuat adalah respon. [Berbeda dengan Psikologi Conditioning yang mengkondisikan stimulus]
Operant adalah sejumlah perilaku atau respons yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat.
Respon terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer.
Law of Operant Conditioning
Jika timbulnya tingkah laku operant (respons yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat) diiringi dengan stimulus penguat,
Maka…
Kekuatan tingkah laku tersebut akan meningkat.
Law of Operant Extinction
Jika timbulnya tingkah laku operant yang telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi oleh stimulus penguat,
Maka….
Kekuatan tingkah laku tersebut akan menurun atau bahkan musnah.
(Hintzman,1987)
Kelebihan Teori Behaviorisme
Cocok untuk pemerolehan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: spontanitas, kelenturan, refleks, daya tahan, dsb.
Ex: Percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer (CAI),olahraga, dll.
Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
Kelemahan
Teori Behavioristik
Proses belajar bersifat dapat diamati secara langsung, Padahal….
• Belajar adalah proses kegiatan mental yang tidak dapat dilihat dari luar, kecuali gejalanya.
• Proses belajar bersifat otomatis-mekanis sehingga terkesan seperti gerakan mesin dan robot, Padahal….
• Setiap individu memiliki self-direction dan self control yang bersifat kognitif, sehingga ia bisa menolak untuk merespon jika ia tidak menghendakinya.
• Proses belajar manusia dianalogikan dengan perilaku hewan, itu sangat sulit diterima, Mengingat….
• Terdapat perbedaan karakter fisik dan psikis yang mencolok antara manusia dengan hewan.
KOGNITIFISME
1. Gestalt Theory
2. Psikologi Kognitif

Rumpun Kognitifisme
1. Teori Kognitif
2. Psikologi Gestalt
3. Teori Medan (Field Theory)
Teori Kognitif
Cognitive _____cognoscre______pengetahuan
Individu itu aktif (secara mental), konstruktif dan berencana, bukan pasif menerima stimulus dari lingkungan. Mencari dan menemukan pengetahuan serta menggunakannya. Seperti metode : pemecahan masalah, penelitian, pengamatan, diskusi, deduktif, induktif.
Prinsip belajar Teori Kognitif
1. Perseptual sesuai dengan masalah yang dipertunjukkan kepada siswa.
2. Organisasi pengetahuan harus merupakan sesuatu yang mendasar bagi guru.
3. Belajar dengan pemahaman lebih menetap daripada rote learning
4. Umpan balik kognitif mempertunjukkan pengetahuan yang benar dan tepat mengoreksi hasil belajar.
5. Penetapan tujuan penting sebagai motivasi belajar
6. Berfikir devergen menuju pemecahan masalah atau produk yang menyenangkan



Teori Gestalt
Gestalt ______ Whole Configuration
Tokoh: Max Wertheimer, Kurt Koffka, wolfgang Kohler
Empat asumsi yang mendasarinya:
1. Molar lebih banyak dipelajari kaitannya dengan lingkungan luar. (berlawanan dengan molecular (kontraksi otot)).
2. Membedakan antar lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. (gunung yang nampak dari jauh seolah-olah indah (lingk.behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingk.geografis)).
3. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan objek atau peristiwa.
4. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis.
Aplikasi Gestalt dalam Pembelajaran
1. PengalamanTilikan (Insight) ; mengenal keterkaitan unsur dalam suatu objek
2. Meaningful Learning
3. Perilaku bertujuan (purposive behavior)
4. Prinsip Ruang Hidup (life space)
5. Transfer dalam Belajar
Teori Medan (Field Theory)
Field Theory _____Cognitive Field
Tokoh; Kurt Lewin
Medan kekuatan psikologis dimana individu bereaksi disebut life space yang mencakup perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi. Belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif.
Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil dari dua macam kekuatan, satu dari struktur kognisi itu sendiri yang lainnya dari kebutuhan dan motivasi internal individu
Teori Medan Kurt Lewin






KONSTRUKTIVISME
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri. [Von Glaserfeld]
Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.
Prinsip-Prinsip Konstruktivisme
1. Pengetahuan dibina oleh siswa
2. Setiap siswa memiliki ide dan pengetahuan
3. Proses pembinaan pengetahuan melibatkan aspek sosial
4. Guru merupakan fasilitator dalam proses pembinaan pengetahuan siswa
Jean Piaget
Sensorimotor
Usia 0 – 2 tahun
Mengenal dunianya melalui gerak, mengulang reaksi yang sederhana
Praoperasional
Usia 2 – 7 tahun
Belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata
Operasional Kongkrit
Usia 7 – 11 tahun
Belajar menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi
Operasional Formal
Usia 11 tahun keatas
Belajar berpikir deduktif dan induktif

Psikologi Pesan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Ada seorang psikolog fisiologis (psikolog yang mempelajari pengaruh tubuh terhadap perilaku manusia) yang menemukan hal yang aneh. Pada waktu dirangsang Amygdalanya-bagian otak pada sistem limbik kiri-denagan arus listrik 5mili amper, seorang pasien yang loyo tiba-tiba menjadi agresif. Suaranya berubah dan tubuhnya bergetar marah. Ketika stimulasi listrik diturunkan menjadi 4 mili amper, sikap wanita itu berubah; ia tersenyum dan menyesali sikap kasar yang baru dilakukannya. H.E. King (1961), demikian nama psikolog ini, akhirnya mengetahui bahwa kita dapat menggerakan orang lain dengan merangsang salah satu bagian otaknya.
Jose Delgado (1969) kemudian menghabiskan bertahun-tahun untuk mengembangkan alat-alat stimulasi yang dapat merangsang otak. Dengan menggunakan transdermal stimoceiver yang ditanamkan pada otak pasien, dari jauh Delgado dapat menggerakan tingkah laku orang: mengubah dari agresif menjadi tenang atau sebaliknya, dari gembira menjadi sedih atau sebaliknya. Dengan yakin, Delgado berkata, “predictable behavioural and mental responses may be induced manipulation of the brain.”(perilaku dan response mental yang dapat diamalakan, dapat diinduksikan degan manipulasi otak secara langsung).
Delgado bekerja keras untuk mengidentivikasi daerah pada otak manusia, membuat peta otak, mengembangkan alat-alat elektronis halus;semua untuk mengendalikan dan menggerakan manusia. Padahal setiap manusia telah dikarunia kemampuan untuk menggerakan orang lain dari jarak jauh-remote control-tanpa harus menggunakan jarum-jarum elektris atau “push button radio device.”betulkah kita semua memiliki alat untuk mengendalikan orang lain?”
Betul, kata George A.Miller, prodesor psikolinguistik dari Rockefeller University. Ia menulis, “kini ada seperangkat perilaku yang dapat mengendalikan pikiran dan tindakan orang lain secara paksa. Teknik mengendalikan ini dapat menyebabkan anda melakukan sesuatu yang tidak terbayangkan. Anda tidak dapat melakukannya tanpa adanya teknik itu.Teknik itu dapat mengubah pendapat dan keyakinan, dapat digunakan untuk menipu anda, dapat membuat anda gembira dan sedih, dapat memasukan gagasan-gagasan baru kedalam kepala anda, dapat memuat anda menginginkan sesuatu yang tidak anda miliki. Anda pun bahkan dapat menggunakannya untuk mengendalikan diri anda sendiri. Teknik ini adalah alat yang luar biasa perkasanya dan dapat digunakan untuk apa saja.”(Miller, 1974:4)
Teknik ini tidak ditemukan oleh psikolog, tidak berasal dari pemberian makhluk halus, tidak juga diperoleh secara parapsikologis atau lewat ilmu klenik. Teknik ini telah dilmiliki oleh manusia sejak prasejarah. Teknik pengendalian perilaku orang lain ini lazim disebut bahasa.(Psikologi Komunikasi-Jalaludin Rachmat)
Dari kutipan buku Psikologi Komunikasi karya Jalaludin Rachmat dapat kita pahami bahwa bahasa memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mempengaruhi seorang manusia.Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi universal yang dapat menghubungkan manusia satu dengan manusia lainnya. Seperti yang telah diutarakan pada kutipan diatas bahwa bahasa memiliki kekuatan untuk menyampaikan sebuah pesan kepada orang lain.
Untuk itu, dengan melihat pentingnya peranan bahasa sebagai alat penyampai pesan maka kita perlu mempelajari bagaimana pesan itu tersampaikan baik secara mekanis maupun psikologis.Pada bab ini, akan diulas mengenai psikologi pesan itu sendiri. Mengapa sebuah pesan mampu mempengaruhi manusia.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikologi?
2. Apa yang dimaksud dengan pesan?
3. Apa yang dimaksud dengan psikologi pesan?
4. Mengapa kita harus mempelajari psikologi pesan?

1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan psikologi
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pesan
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan psikologi pesan
4. Untuk mengetehui manfaat mempelajari psikologi pesan






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apakah psikologi itu?
Sejarah
Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) Tetapi, manusia di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi. Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St. Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi. Descartes (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. Ia juga memperkenalkan konsep kerja refleks. Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas—Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume—memberikan sumbangan dalam bidang psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu pengetahuan.
Dalam perkembangan ilmu psikologi kemudian, ditandai dengan berdirinya laboratorium psikologi oleh Wundt (1879) Pada saat itu pengkajian psikologi didasarkan atas metode ilmiah (eksperimental) Juga mulai diperkenalkan metode intropeksi, eksperimen, dsb. Beberapa sejarah yang patut dicatat antara lain:
F. Galton > merintis test psikologi.
Charles Darwin > memulai melakukan komparasi dengan binatang.
A. Mesmer > merintis penggunaan hipnosis
Sigmund Freud > merintis psikoanalisa
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
Menjelaskan
Yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.
Memprediksikan
Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
Pengendalian
Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya prevensi atau pencegahan, intervesi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.
2.2 Apakah pesan itu?
Definisi Pesan
Menurut teori komunikasi Lasswell “Who Says What in Which Channel to Whom and With What Effect”. Pada kata Says What, itu merupakan makna tersirat dari pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai gagasan, atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa) yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan baik ucapan (perkataan, wawancara, diskusi, ceramah) atau tulisan (surat, artikel,essay, novel, puisi, famplet, dsb). Unsur pesan (says what) merupakan analisis bahan untuk isi.

Jenis-jenis Pesan
Pesan Verbal
Pesan verbal atau pesan linguistik adalah pesan yang digunakan dalam komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai media. Pesan verbal ditransmisikan melalui kombinasi bunyi-bunyi bahasa dan digunakan untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud. Dengan kata lain, pesan verbal adalah pesan yang diungkapkan melalui bahasa, yang menggunakan kata-kata sebagai representasi realitas atau makna.
Sebagaimana halnya dengan sistem komunikasi yang lain, pesan dalam komunikasi verbal disampaikan melalui dua jenis sinyal, yakni tanda-tanda (signs) dan simbol-simbol (Krauss, 2002). Tanda-tanda adalah sinyal yang memiliki hubungan sebab (causal) dengan pesan yang diungkapkan. Sebagai contoh, kita mengatakan bahwa jika seseorang meringis hal itu berarti dia sedang merasa kesakitan, karena rasa sakit merupakan sebuah penyebab mengapa orang meringis. Simbol-simbol merupakan produk konvensi sosial. Oleh karena itu maknanya didasarkan pada kesepakatan yang dibuat oleh para pengguna atau penutur. Sebagai contoh, bagi orang Indonesia, kumpulan bunyi yang menghasilkan kata “rumah” bermakna bangunan yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal karena memang disepakati demikian. Tidak ada alasan intrinsik mengapa konsep “bangunan yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal” tidak diungkapkan dengan kata yang lain, dan mengapa konsep tersebut diungkapkan dengan sekumpulan bunyi bahasa yang berbeda.
Pesan Nonverbal
Secara sederhana, pesan nonverbal didefinisikan sebagai semua tanda atau isyarat yang tidak berbentuk kata-kata. Samovar dan Proter (dalam Mulyana, 2007: 343), secara lebih spesifik, mendefinisikannya sebagai “semua ransangan (kecuali ransangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh indivdu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.” Jadi, pesan nonverbal mencakup seluruh perilaku yang tidak berbentuk verbal yang disengaja atau tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan. Berdiam diri juga merupakan pesan nonverbal jika hal itu memberi makna bagi pengirim atau penerima. Devito (2002: 134) menegaskan: “You communicate nonverbally when you gesture, smile or frown, widen your eyes, move your chair closer to someone, wear jewelry, touch someone, or raise your vocal volume—and when someone receives these signals. Even if you remained silent and someone attributed meaning to your silence, communication would have taken place”.
Dalam komunikasi interpersonal, secara umum, penyampaian maksud (makna) akan berlangsung efektif bila komunikator memadukan kedua bentuk pesan tersebut. Bahkan dalam rangka mengkomunikasikan perasaan, pesan nonverbal berperan lebih dominan. Penelitian Mehrabian (dalam Beebe dkk., 1999: 214) mengungkapkan bahwa 55% pesan berbentuk emosi disampaikan melalui saluran ekstralinguistik, 38% melalui saluran paralinguistik dan hanya 7% melalui saluran verbal. Oleh karena itu, untuk menjamin efektivitas penyampaian pesan dalam komunikasi interpersonal, interaksi antara pesan verbal dan nonverbal harus diberdayakan.
Untuk menjelaskan esensi interaksi pesan verbal dan nonverbal dalam penyampaian makna, Devito (1995: 175-176) menguraikan enam fungsi pesan nonverbal dalam komunikasi interpersonal. Pertama, fungsi aksentuasi, yang digunakan untuk membuat penekanan pada bagian tertentu pesan nonverbal, komunikator sering menggunakan pesan nonverbal, seperti meaninggikan nada suara atau menggebrak meja. Kedua, fungsi komplemen, yang digunakan untuk menyampaikan nuansa tertentu yang tidak dapat diutarakan melaui pesan verbal, pembicara akan menggunakan pesan nonverbal. Sebagai contoh, dia akan akan mengerenyitkan kening dan menggelengkan kepala untuk melengkapi pesan “Saya tidak setuju!” yang telah disampaikannya melalui pesan verbal. Ketiga, fungsi fungsi kontradiksi, yang digunakan untuk mempertentangkan pesan verbal dengan pesan nonverbal dalam rangkan mencapai maksud tertentu. Misalnya, untuk menunjukkan bahwa dia hanya ‘berpura-pura’, pembicara dapat mengedipkan mata sewaktu mengucapkan pernyataan tertentu. (pesan nonverbal). Keempat, fungsi regulasi, yang digunakan untuk menunjukkan bahwa komunikator ingin mengatakan sesuatu, dengan cara membuat isyarat tangan atau mencondongkan tubuh ke depan. Kelima, fungsi repetisi, yang digunakan untuk mengulangi maksud yang disampaikan melalui pesan verbal, seperti “Kamu menerima lamarannya?” dengan menaikkan alis mata dan menunjukkan ekspresi wajah tidak percaya. Keenam, fungsi substitusi, yang digunakan untuk mengganti pesan verbal tertentu seperti “Saya tidak setuju” dengan pesan nonverbal berupa gelengan kepala.
Tinjauan Psikologis Terhadap Peran Pesan Nonverbal
Mengingat perannya yang begitu penting dalam penyampaian makna, diperlukan pemahaman yang baik tentang dimensi psikologis, khususnya permasalahan tentang bagaimana pesan nonverbal dapat mendukung atau menghambat efektivitas komunikasi. Pemahaman tentang hal ini diharapkan dapat membantu dalam melaksanakan komunikasi secara efektif. Untuk tujuan ini, uraian Leathers (dalam Rahmat, 2005: 287-289) tentang enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat penting dapat dijadikan sebagai acuan.
Pertama, faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Dalam setiap komunikasi tatap muka, secara sadar atau tidak, komunikator banyak menyampaikan pesan-pesan nonverbal. Sebaliknya, komunikate lebih banyak “membaca” pikiran komunikator melalui petunjuk-petunjuk nonverbal. Sebagai contoh, ketika seorang pria mengetahui lamarannya untuk memperistri gadis pujaannya ditolak, dia mungkin mengatakan, “Ya, sudah. Tidak jadi masalah”, namun ekspresi wajah dan tatapan matanya mungkin menunjukkan kekecewaan yang sangat mendalam.
Kedua, perasaan dan emosi terungkap lebih cermat melalui pesan non-verbal daripada pesan verbal. Bila pesan verbal lebih sesuai digunakan untuk menyampaikan fakta, ilmu, atau keadaan, pesan nonverbal lebih potensial untuk menyatakan perasaan (Mulyana, 2007: 349). Kenyataan inilah yang membuat seseorang mengalami kesulitan untuk mengungkapkan kerinduan terhadap pacarnya melalui surat dibandingkan melalui pertemuan langsung. Melalui surat, akan sulit baginya menggambarkan debaran jantung, getaran suara, dan kesayuan tatapan mata karena memendam rindu. Sedangkan melalui pertemuan langsung semua hal itu dapat dilakukan dengan mudah.
Ketiga, pesan nonverbal menyampaikan makna (maksud) yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dimodifikasi secara sadar, kecuali oleh actor-aktor yang terlatih. Oleh karena itu, komunikator biasanya lebih jujur ketika berkomunikasi melalui pesan nonverbal; dan sebaliknya, komunikate lebih percaya pada pesan nonverbal daripada pesan nonverbal. Dalam situasi komunikasi “double-binding”—ketika pesan verbal bertentangan dengan pesan nonverbal—orang bersandar pada pesan nonverbal. Ketika seorang dosen mengatakan dia memiliki waktu untuk berdiskusi dengan mahasiswa tapi kemudian berkali-kali melihat arlojinya, sang mahasiswa biasanya akan segera mendeteksi bahwa sang dosen tidak memiliki waktu.
Keempat, pesan nonverbal memiliki fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Pesan metakomunikatif berfungsi memberikan informasi tambahan untuk memperjelas maksud. Hal itu dilakukan dengan memberdayakan fungsi aksentuasi, repetisi, subsitusi, kontradiksi, dan komplemen pesan nonverbal bagi pesan verbal.
Kelima, pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Pesan verbal sering mengandung redundansi (penggunaan lebih banyak lambing daripada yang dibutuhkan), repetisi, ambiguitas dan abstraksi. Akibatnya, pesan nonverbal cenderung lebih efisien dalam hal penggunaan waktu.
Keenam, pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Dalam situasi tertentu, kita perlu mensugesti (mengungkapkan saran, gagasan atau emosi secara tersirat). Hal ini biasanya paling efektif disampaikan melalui pesan nonverbal. Sebagai contoh, mensugesti anak kecil untuk membuang sampah pada tempatnya paling efektif dilakukan melalui keteladanan.
Karakteristik Pesan
Disamping karakteristik makna, pemahaman tentang karakteristik pesan juga sangat dibutuhkan sebagai landasan untuk mengetahui bagaimana makna disalurkan melalui pesan oleh komunikator kepada komunikate. Berikut ini merupakan uraian tentang lima karakteristik pesan yang diadaptasi dari penjelasan Devito (1995: 178-186). Pemahaman yang baik tentang bagaimana makna disalurkan melalui pesan oleh komunikator kepada komunikate diharapkan dapat memampukan kita mengontrol pesan yang kita sampaikan kepada orang lain.
Pesan berbentuk paket
Pada saat berkomnikasi, seluruh bagian sistem komunikasi—alat-alat ucap dan bagian-bagian tubuh yang mengungkapkan pesan nonverbal—biasanya bekerjasama untuk menyampaikan suatu kesatuan makna (unified meaning). Ketika seseorang mengungkapkan kemarahan dengan kata-kata, getaran dan volume suara, ekspresi wajah, sorot mata, dan sikap tubuhnya juga memancarkan pesan kemarahan itu. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pesan selalu diungkapkan dalam satu paket gabungan antara unsur-unsur verbal dan nonverbal. Paket pesan ini biasanya dianggap sebagai hal yang wajar sehingga tidak begitu diperhatikan komunikate kecuali dia mendeteksi adanya double-bind messages, atau kontradiksi antara pesan verbal dan pesan nonverbal yang digunakan. Respon yang diberikan seorang suami kepada istrinya yang bertanya, “Baju baruku ini cantik, nggak, pa?” (sambil berputar-putar di depan cermin) dengan mengatakan, “Ya, cantik sekali!” (tapi tetap asik membaca Koran dan tidak menoleh sedikitpun) merupakan sebuah contoh pesan double-bind. Dalam kasus ini, meskipun pesan verbal yang disampaikan bersifat positif, pesan nonverbalnya bersifat negatif. Mendeteksi pesan-pesan yang kontradiktif itu, secara otomatis akan mendorong komunikate untuk mempertanyakan kredibilitas dan ketulusan komunikator.
Pesan double-binding disebabkan oleh niat untuk mengkomunikasikan dua perasaan atau emosi sekaligus (Beier dalam Devito, 1995: 180). Dalam kasus respon suami di atas, sebagai contoh, sang suami berniat menyampaikan persetujuaannya bahwa baju itu cantik, namun pada saat yang sama dia juga ingin mengungkapkan kekesalannya karena sang istri terlalu sering membeli baju baru, atau karena hal-hal lain.
Pesan dibentuk dengan menggunakan kaidah tertentu
Setiap pesan yang dibentuk dan diungkapkan dengan menggunakan kaidah-kaidah tertentu. Pesan verbal dibentuk dan digunakan dengan mengikuti aturan-aturan gramatika dan pragmatik yang berlaku dalam bahasa itu. Pesan nonverbal juga dibentuk dan diungkapkan berdasarkan seperangkat norma atau peraturan yang menggariskan tingkah-laku nonverbal apa yang sesuai, diizinkan, atau diharapkan dalam situasi sosial tertentu. Karena norma yang berlaku dalam setaip masyarakat berbeda-beda, pesan nonverbal tertentu mungkin saja mengungkapkan makna yang berbeda-beda. Daftar berikut menjelaskan makna beberapa ungkapan nonverbal yang dianggap tabu dalam beberapa budaya yang berbeda.
Mengedipkan mata dianggap tidak sopan di Taiwan.
Melipat kedua tangan di atas dada dianggap tidak terhormat di Fiji.
Melambaikan tangan dianggap kasar atau vulgar di Nigeria dan Yunani.
Menaikkan jari jempol dianggap kasar di Australia.
Di Mesir, mendempetkan kedua jari telunjuk berarti ada pasangan sedang tidur bersama atau si komunkator mengajak komunikate tidur bersama.
Menunjuk dengan jari telunjuk dianggap tidak sopan di beberapa negara Timur Tengah.
Membungkukkan tubuh tidak serendah tuan rumah di Jepang mengungkapkan sang tamu merasa lebih superior.
Pesan disampaikan dalam tingkat kelangsungan yang variatif
Sebagian pesan disampaikan secara langsung dan sebagian lagi secara tidak langsung. Pesan langsung ditandai oleh adanya pernyataan langsung mengenai preferensi atau keinginan komunikator, sedangkan dalam pesan tidak langsung si pembicara berupaya menyuruh pendengarnya mengatakan atau melakukan sesuatu tanpa menyatakannya secara eksplisit. Salah satu contoh pesan langsung adalah ketika seseorang melirik arloji untuk menyatakan dia harus segera pergi.
Pesan tidak langsung biasanya digunakan untuk menyatakan sebuah keinginan tanpa terkesan memaksa atau untuk meminta pujian dengan cara yang sopan. Akan tetapi, pesan tidak langsung juga bisa menimbulkan beberapa resiko, yakni kesalahpahaman atau ketidakjelasan. Bahkan, berbeda dengan pesan langsung yang memberi kesan terbuka dan jujur, pesan tidak langsung kadang-kadang member kesan tidak jujur dan manipulatif.
Pesan bervariasi dalam tingkat kepercayaan
Terdapat dua alasan mengapa komunikate cenderung lebih mempercayai makna yang terungkap melalui pesan nonverbal ketika dia mendeteksi konflik antara pesan verbal dan nonverbal yang dikirim komunikator. Pertama, pesan verbal lebih mudah dipalsukan. Kedua, pesan nonverbal terbentuk diluar kendali kesadaran individu.
Sinyal nonverbal biasanya dapat digunakan untuk menebak apakah pembicara berbohong atau tidak. Sinyal-sinyal itu juga sangat membantu untuk mengungkapkan kebenaran yang dicoba ditutup-tutupi oleh kebohongan yang dideteksi. Beberapa contoh sinyal yang menunjukkan seseorang sedang berbohong adalah: sering terlihat ragu-ragu dan lebih banyak menggunakan jeda yang panjang; bnyak melakukan kesalahan pengucapan, jarang tersenyum, merespon dengan jawaban-jawaban singkat, seperti “ya” dan “tidak”; banyak menggunakan gerakan tubuh yan tidak perlu; sering mengalihkan pandangan dari pendengar dalam waktu yang cukup lama (Devito, 1995: 185).
Pesan dapat digunakan dalam metakomunikasi
Seperti telah dijelaskan pada bagian Tinjauan Psikologis Terhadap Peran Pesan Nonverbal di atas, pesan nonverbal memiliki fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Pesan metakomunikatif berfungsi memberikan informasi tambahan untuk memperjelas maksud. Hal itu dilakukan dengan memberdayakan fungsi aksentuasi, repetisi, subsitusi, kontradiksi, dan komplemen pesan nonverbal bagi pesan verbal.

2.3 Apakah psikologi pesan itu?
Pesan merupakan bagian dari proses komunikasi. Pesan memiliki kekuatan untuk mengubah perilaku seseorang. Oleh karena itu, pesan memiliki kekuatan psikologis tersendiri sehingga dapat merubah perilaku orang lain.

2.4 Manfaat mempelajari psikologi pesan
Manfaat mempelajari psikologi pesan bagi seorang guru TIK dan Perekayasa Pembelajaran
Setelah membaca apa yang telah diungkapkan diatas, psikologi pesan banyak memberikan manfaat bagi seorang Guru TIK dan Perekayasa Pembelajaran. Bagi guru TIK, mempelajari psikologi pesan akan mempermudah dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan mengetahui psikologi pesan, seorang guru TIK akan mampu menyampaikan pelajaran di kelas secara efektif dan efisien.
Bagi seorang Perekayasa Pembelajaran sendiri, psikologi pesan dapat diaplikasikan dalam merancang sebuah pembelajaran ataupun pelatihan. Agar pembelajaran atau pelatihan itu dapat berjalan dengan efektif dan efisien.Selain untuk mendesain sebuah pembelajaran atau pelatihan, seorang perekayasa dapat membuat sebuah media pembelajaran dengan mempertimbangkan psikologi pesan yang akan disampaikan melalui media pembelajaran tersebut.
Bagi guru Tik maupun Perekayasa Pembelajaran, pengetahuan mengenai psikologi pesan dapat dimanfaatkan sebagai penunjang profesi masing-masing.













BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Psikologi dan pesan merupakan dua kata yang berbeda, namun dalam dunia komunikasi kedua kata tersebut dapat menjadi komponen yang penting. Pesan merupakan ide, gagasan, atau perasaan yang akan disampaikan kepada komunikan. Pesan merupakan senjata utama dalam mengubah perilaku komunikan, seperti pada tujuan komunikasi sendiri yaitu merubah perilaku atau persepsi yang terlihat melalui respon komunikan itu sendiri. Oleh karena itu, pesan merupakan aspek penting dan harus diperhatikan aspek psikologisnya. Karena aspek psikologis itulah yang menjadi senjata agar pesan mampu mencapai tujuan komunikasi.
3.2 Saran
Bagi pembaca, khusunya bagi guru TIK dan Perekayasa Pembelajaran materi mengenai psikologi pesan harus terus diperdalam guna menunjang profesi sebagai guru TIK dan Perekayasa Pembelajaran. Karena baik guru Tik maupun Perekayasa Pembelajaran, secara langsung maupun tidak langsung akan berinteraksi dengan pembelajaran. Dan seperti kita ketahui bersama bahwa proses pembelajaran terkait dengan proses komunikasi. Aspek psikologi dalam komunikasi harus diperhatikan oleh Guru TIK dan Perekayasa Pembelajaran.







DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Darmawan, Deni.2006.Teori Komunikasi.Bandung:Arum Mandiri Press
www.wikipedia.org

Prosedur Pemenfaatan Media (Terjemah Chapter)

PROSEDUR PEMANFAATAN MEDIA
Diskusi mengenai cara-cara pemanfatan media pendididkan biasanya menjadi tekanan kebutuhan konsisten dengan sasaran pembelajaran-dengan apa kalan menginginkan para siswa untuk belajar pengalaman dari media yang disediakan, dengan rekomendasi awal ini diwujudkan kedalam aksi, peda beberapa waktu guru-guru mencari sebuah formula sederhana atau seperangkat pedoman untuk membawa, dan mendalami inti, kami mengidentifikasiseperti suatu formula dasar-tetapi hal itu kita ikuti denag suatu kasus yang mempengaruhi manfaat dan variasi imajinatif seperti halnya beberapa kesukaran dari menggunakan media.
A.RENCANA DASAR PEMANFAATAN MEDIA
Satu dasar pemanfaatan rencana pemanfaatan media telah disebutkan beberapa waktu yang lalu diperlukan instruktur mempersiapkan, menampilkan, dan melaksanaka. Formula yang sederhana ini terdiri dari lima langkah pelaksanaan.
1. Persiapan Diri sendiri
Peninjauan benar-benar tentang film, sebagai contoh, atau mendengarkan rekaman; manusia melalui dan memeriksa gambar-gambar yang menyusunnya kedalam satu set gambar, atau survey lahan perjalanan yang kamu rencanakan untuk dijadikan objek. Tersedia panduan belajar atau arsip-arsip tentang item tersebut, mengambil lebih banyak catatan pada waktu pendahuluan sebuah film atau mengunjungi tempat suatu komunitas berada. Mengembangkan suatu rencana untuk mengghunakan item yang disebutkan bagaimana kamu akan memperkenalkan hal itu, apa yang akan kamu lakukan dan tanyakan kepada para siswa selama menggunakan dan setelah mengguankan media itu, dan bagaimana kamu akan menghubungkan pengalaman itu, dan bagaimana kamu akan menghubungkan pengalaman kedalam aliran dari aktivitas dan juga membuat hal itu menjadi berguna dan sesuai.
2. Penyiapan lingkungan
Mengatur bahan-bahan yang diperlukan untuk memerlukan atau mendengarkan dan meliaht peralatan yang dipesan, dalam persediaan dan disediakan dengan baik, dibebankan, siap untuk digunakan pada waktunya, memeriksa pentilasi ruangan, suhu, transportasi dan keamanan yang berhubungan dengan bahan perjalanan yang akan digunakan.
3. Menyiapkan kelasMemperkeitem, menjelaskan mengapa hal ini digunakan pada waktu tertentu, menyebutkan dengan singkat apa itu perlindungan, apa yang dipelajari dalam hal itu, memberitahukan para siswa mengenai apa yang diharapkan setelah menggunakan item, akankah mereka mengharapkan suatu test? Apakah mereka dipersiapkan untuk mendiskusikan poin-poin yang dimaksud? Akankah mereka duduk kembali dan menikmati hal itu? Seperti apa yang mereka dapatkan, jika yang mereka harapkan, mendiskusikan isi dan gagasan itu?
4. Menggunakan Item
Menunjukkan gambar bergerak, sebagai contoh, dengan baik. Tentunya gambar yang sesuai dan jelas. Terlihat diatas kepala penonton. Juga volume suara dan nada didalamnya disesuaikan sehingga dapat didengar, dipahami, dan pesannya dapat dinikmati, setelah selesai ditampilkan dengan profesional, contohnya melalui film, kemudian mematikan lampu, gambar memudar sebagai akhir, menurunkan suara, setelah film selesai.
5. pengaruh setelah penggunaan media
Setelah menggunakan, mengundang, dan menjawab ( mendiskusikan ) pertanyaan tentang gambar yang bergerak, potongan film, rekaman atau tempat perjalanan yang digunakan, tinjauan ulang pengalaman, barangkali memberikan sebuah tes, mengsupervisi dari kemampuan penampilan atu demnstrasi para siswa, diharapkan dipelajari dari pengalaman. Surat pernyataan terima kasih, untuk itu yang bekerjasama dengan lahan perjalanan, nilai dari pengalaman, komentar yan g terus berjalan. Juga memelihara pusat media sekolah untuk menolong yang lainnya sehingga mereka dapat menggunakannya dikemudian hari.
Sederhananya, lima langkah prosedur yang hampir klasik pada beberapa waktu direkomendasiakan sebagai panduan dasar untuk pengelolaan gambar bergerak. Hal ini benar-benar bahwa, dalam beberapa keadaan, dalam pengalaman guru-guru dapat menambah hasil kelas dengan menggunakan hal itu. Tapi guru-guru yang berharap menggunakan material-material ini dalam berbagai cara yang lebih kreat5if, dan juga dalam penerapan lebih dan prosedur perencanaan yang sistematik secra garis besar pada bagian 1,3,dan5,- dalam sebuah usaha menyediakan keuntungan untuk instruksi pribadi dan untuk variasi pola, dari interaksi siswa dan kelompok. Contoh kasus yang mengikuti bagaimana ilustrasi dikalkulasikan dari tradisional, dari yang lebih menghasilkan pemanfaatan film,
CONTOH KASUS DARI PEMANFAATAN GAMBAR BERGERAK
Seorang guru dari sekolah menengah pertama telah melihat dan menyukai secara luasmenggunakan ukuran 16 mm gambar bergerak “ mengapa manusia menciptakan” yang diproduksi oleh Saul bas rekanan untuk kasier alumunium dan perusahaan bahan kimia, film ini bisa diterapkan dalam beberapa subjek dan terdiri dari beberapa konsep tentang kreatifitas- keduanya sebagai sebuah fenomena historikal dan sebagai sebuah karakteristik pribadi. Hal ini ditunjukkan dan distimulasikan untu keduanya, digunakan oleh kalangan muda dan orang dewasa. Tergantung dari bagaimana hal itu digunakan, distuktur sebagai beberapa orang yang mempunyai ciri tetapi berhubungan dengan bagian-bagian dan lebih dekat panjangnya hanya setengah jam, hal itu dikemas dengan image menggambarkan konsep-konsep yang besar dari gagasan.
Dalam kasus ini, pertama kali guru berusaha mengguanakan pola tradisional untuk mengguanakan film, hanya dijelaskan. Ia mempersiapkan kelasnya, dengan para siswa yang belajar mengenai gagasan dan kreativitas, orang kreatif dan pengaruh dari dunia seharah. Ia kemudian menggunakan satu sesi kelas untuk mendiskusikan, kreativitas dan untuk mencari melihat film.
Nasmun ketika film itu telah ditayangkan, keduanya ia danpara siswa merasa kecewa. Pengalaman terasa datar; film yang diproduksi memiliki sedikit pengaruh, sehingga terjadi diskusi yang sangat malang, kaku, dan terhenti.
Apa yang salah? Padahal guru telah mengikuti aturan yang diterima, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Ia tidak dapat melakukannya. Kesalahan para siswa mereka memiliki kerjasama, apa, kemudian ia sudah melakukan dengan cara yang berbeda? Jawabannya tidak segera jelas, tetapi alasannya dipengaruhi bahwa film itu terlalu penuh dengan gagasan, konsep-kinsep yang kompleks dan dari kesan cerita visual untuk menimbulkan perintah yang respon siswa, coba lagi.
Di lain waktu ia menggunakan film, dengan kelas yang berbeda, ia memilih hanya untuk pengambilan dari beberapa bagian sebelum menghentikan untuk diskusi kemudian kembali mempertunjukkan bagian-bagian waktu itu, reaksi secara spontan dari para siswa, saat diskusi dimulai, dan diindikasikan suatu kekuatan keinginan untuk mengekspresikan opini tentang apa yang hanya telh mereka lihat. Komentar-komentar dipengaruhi bahwa mereka telah lebih banyak melihat selama pertunjukan kedua daripada pertunjukan pert6ama. Dipercayai bahwa prosedur film yang diikuti dalam mempertunjukkan film, faktor penting dalam hasil yang dirubah, instruktur menyelesaikan masih menggunakan pendekatan yang lain dengan ketika film dipertunjukkan kembali.
Ia mengobservasi rencana aturan media yang biasa, menggunakan kelas yang berbeda untuk sebuah pola dari keadaan untuk kembali melihat film. Prevarasi ini dibutuhkan selama siswa berdiskusi, membaca secara luas untuk pengembangan pertanyaan-pertanyaan dan untuk mendapatkan informasi tentang kreatifitas dan orang-orang yang kretif dan mencari majlah, koran, untuk item-item dalam bidang politik nasional, bisnis, pemerintah daerah, ilmu alam, dan seni. Sebuah papan buleti dipamerkan, perkembangan sekeliling tentang tema “ Sedikit diketahui laki-laki kreatif dan perempuan di jaman modern” ketika pertanyaan “Mengapa manusia menciptakan?” dimunculkan film dalam kelas, pada waktu itu siswa pertama-tama hanya menunjukkan 2 bagian kemudian dengan segera diperbolehkan untuk pencerminan kelompok, reaksi and diskusi. Setelah suatu hari menghalangi diikuti dengan bagian-bagian film yang lainnya –melalui apa yang populer diketahui sebagai “ Rangkaian bola ping-pong” setelah lebih dari satu hari, ia mengulang rangkaian pertukaran dan diteruskan hingga akhir rangkaian. Beberapa siswa diminta mengulangi pertunjukkan film “ sebuah penyimpangan” yang melibatkan imajinasi percakapan dua orang pelaku. Semangat untuk diskusi dari kreativitas dengan segera muncul. Para siswa dilatih berdasarkan fakta-fakta dari kretivitas yang dapat diobservasi dalam kelas, sekolah, juga suatu komunitas, dan dilain tempat di suatu negara. Dalam menentukkan kesukaan yang baru dalam kreativitas, seorang siswa memilih untuk menulis sebuah puisi haiku, dan yang lainnya merancang “ sebuah karir manusia” berdasarkan pada gagasan yang diambil seterusnya sebelum ditampilkan dalam diskusi, beberapa siswa secara sukarela mengkondisikan dalam sebuah kelompok kerja untuk merencanakan meningkatkan hasil prosudur pemborosan-pembuangan sekolah.
Perkembangan pembicaraan secara rutin diantara para siswa tentang bagaimana kreatifitas yang dintangi atau didorong. Dari semua ini secara tidak langsung kontras sekali untuk beberapa hasil yang tidak disetujui, dari lima langkah prosedur.
Ketika keragaman ini menjadi cirihas untuk mengubah beberapa cara dalam instruksi menggunakan film? Ia lebih dahulu tahu daripada para siswa, apa yang kamu fikirkan?
PANDUAN UNTUK MENYELEKSI MEDIA DAN MENGGUNAKANNYA
Meskiput masih banyak sisa-sisa untuk dipelajari tentang bagaimana menggunakan hasil medai untuk kelancaran dalam proses belajar dan mengajar, penelitian dan penghgitungan pengalaman disediakan panduan untuk proses. Lebih dulu, lima langkah prosedur untuk pemanfaatan media pada dasarnya disisakan dari siderasi pendekatan yang diikuti dalam pembelajaran.
Penyamarataan prinsip bahwa mempengaruhi diikuti beberapa cara daya temu yang bisa dicapai dengan semua jenis media: print, audio, audio visual, atau nyata; akan tetapi melindingi dalam tape, kertas, plstik, atau film, akan tetapi ditayangkan dalam mesin atau direkayasa.
Mengenali bahwa tridak ada satu media, prosedur, atau pengalaman para siswa yang perlu yang terbaik untuk pembelajaran suatu subjek tertentu, untuk memperoleh suatu keahlian tertentu, atau untuk pengembangan suatu kehususan tau level dari apresiasi. Oleh alam, beberapa subjek berhadapan menjadi dideretkan untuk persentasi oleh satu media daripada lainnya. Sebuah contoh dari yang cocok secara optimal antara satu jenis media dan subjek yang belajar menggunakan dari perekam suara dalam belajar bahasa. Sejarah, hal itu dipercayai tersebar luas, dapat kita bawa untuk kehidupan dan para siswa dapat dimotivasi untuk belajar fakta-fakta dan konsep dari subjek oleh penggunaan berbagai jenis media-buku, gambar bergerak,gambar, peta dan globe. Mungkin tidak semua siswa membutuhkan variasi. Sebagai gantinya, beberapa hal dapat menyukai untuk belajar sejarah melalui membaca novel yang berdasarkan sejarah atau buku teks atau melalui pendengaran untuk merekam atau berpartisipasi dalam simulasi
penggunaan dari media yang konsisten dengan kalian sebagai sasaran akhir. Apabila kepala mu dimaksudkan dalam menggunakan sebuah gambar bergerak dengan dengan suatu sejarah kelas adalah untuk perkembangan sebuah prilaku baik dalam satu bagian dari para siswa kalian kearah belajar dan eksplorasi dilibatkan dalam waktu tertentu, sebagai contoh, berfikir dua kali sebelum mengikuti sebuah pertunjukkan film dengan sebuah tes fakta-fakta. Pada suatu momen dari minat siswa,, seperti pegujian dapat menghilangkan jika sikap baik dan menciptakan reaksi peduli untuk suatu topik-dan kejadian untuk belajar dari sejarah.
Mengenali, untuk adaptasi bahan-bahan untuk tujuan program yang spesifik, kamu harus tahu mereka melalui-isi, bagaimana mereka dapat menggunakan keuntungan yang terbaik, tingkatan kesukaran dalam relasi untuk kompetensi dari para siswa-dan kamu juga harus tahu kondisi dari ketersediaan, hal itu, ketika dan berapa lama kalian bisa. Aturan yang umum bahwa tidak ada item media dapat digunakan tanpa dilihat dan dinilai oleh instruktur.
Kamu menguji media item, juga mempertimbangkan kepantasan untuk menggunakan mode pembelajaran kamu bermaksud; dalam kelompok besar pembelajaran, penediaan kelompok kecil pembelajaran untuk interaksi, atau belajar yang tergantung.

Desain Sistem

DESAIN SISTEM
Desain Sistem terdiri dari:
1. Definisi
Yaitu membuat sistem yang baru, aplikasi dari berfikir sistem dalama mendesain sebuah sistem, memebut desain yang ideal
2. Komparasi desain dengan perbaikan
 Sistem yang sudah ada diperbaiki
 Komponen yang lemah diperbaiki
 Perhatikan keseimbangan sistem tersebut. Jika tidak seimbang akan terjadi pace meal (bagian-bagiannya tidak menyeluruh)
 Jika tidak dapat diperbaiki dibuat yang baru
 Ada dua cara memperbaiki sistem yaitu: menyusup kedalam (gerilya), dari luar (front attack)
 Ada dua pendekatan dalam mendesain sistem:
1) Idealized design (benar-benar baru). Contoh: amandemen UU
2) Concurrent Design (komponen yang ada pada sistem direvisi kembali). Contoh: pergantian kabinet pemerintahan
3. Tujuan
Tujuan desain sistem adalah mencapai tujuan yang belum dapat dicapai oleh sistem yang ada
4. Rasional
Kurva Amir Levy dan Urry Merry
Anomaise crisis

Sistematic Decline
improvment

Growth
R&D
Birth



5. Prosedur
Menurut Reigeluth:
a) Mendiagnosa dan mengurai tujuan dari desain
b) Kenapa kita harus menggunakan desain yang baru?
c) Menentukan batas-batas desain yang akan digunakan (analisis lingkungan, target, wilayah)
d) Tentukan ide dan nilai untuk dijadikan prinsip untuk desain yang akan kita buat
e) Spesifikasi tujuan, sasaran sistem, layanan yang akan diberikan, 5W+1H sistem yang akan dibuat
f) Membuat alternatif desain sistem (rencana-rencana/pilihan-pilihan)
g) Tentukan kriteria-kriteria tertentu untuk memilih desain yang akan dibuat
h) Pilih desain yang akan kita buat
i) Perhalus desain yang akan kita buat
j) Uji coba desain
6. Persyaratan (agar mampu membuat desain baru)
a) Memandang dari luar (out side view)
b) Memiliki pengetahuan tentang proses desain (prosedur Reigeluth diatas)
c) Mengerti bahasa dan istilah sistem
d) Mampu menggunakan dan mengembangkan sistem (komponen dan proses) untuk mengkomunikasikan kepada orang lain (blue print)
ALAT-ALAT DESAIN SISTEM
1. Pengertian
Cara melakukan, perlengkapan, alat yang digunakan, situasi yang diperlukan ketika desain sistem dilakukan
2. Fungsi
Visible, relevan, dan applicable
3. Jenis dan Prosedur Kerja
a) Desain Exercise
 Melatih kemampuan berfikir sistem dan sistem desain
 Menganalisis dan mensintesis
 Membuat modelnya (model komponen atau model proses)
b) Future Workshop
 Teknik melibatkan grup melalui serangkaian kegiatan yang teratur dalam perencanaan desain dan rencana aksi
 Fase perencanaan. Contoh: membuat kegiatan, ada pembagian kerja
 Fase-fase:
1) Fase kritik: sesama anggota melakukan brain storming, analisis kekurangan sistem
2) Fase fantasi: aktifitas kognitif dalam membayangkan suatu hal seluruh anggota membayangkan hal-hal yang ideal untuk membuat sistem
3) Fase implementasi: menerapkanide-ide yang sudah dipikirkan
4) Fase akhir: ditentukan siapa yang mengerjakan, waktu, tempat, alat yang akan digunakan dalam membuat sistem
c) Backward Mapping
Cara berfikir ideal dan bekerja mundur dari keadaan ideal untuk selanjutnya mendukung dalam menentukan orang, situasi, prosedur, alat yang kira-kira dipandang mencapai hal-hal yang ideal.
Menurut Sallysburry:
1) Menentukan kondisi ideal yang diharapkan
2) Identifikasi sejumlah kondisi pendukung yang berada pada level dibawahnya (proses backward mapping)
3) Menentukan jenis pekerjaan dan orang-orang pada sistem yang berjalan yang dapat mendukung sistem
4) Fase pemberian kemampuan pada orang-orang yang terpilih atau alat untuk diterapkan pada sistem yang akan kita buat
d) Concencus Tools
 Satu kelompok sefaham dengan sistem yang akan dibuat
 Tipe concencus (setuju, tidak setuju, terpaksa setuju)

JAwaban UTS Model-model Pembelajaran

JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

1. a. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu
b) Sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan dan berdasarkan teori John Dewey, model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis
c) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu
d) Misalnya model berfikir induktif dirancang untuk mngembangkanproses berfikir induktif
e) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya midel Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang
f) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) system sosial; dan (4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupkana pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran
g) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran
h) Dampak tersebut meliputi: (1) dampak pembelajaran, yakni hasil belajar yang dapat diukur; (2) dampak mengiring, yakni hasil belajar jangka panjang
i) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya
b. Empat Jenis Model Pembelajaran Berdasarkan Teori
1) Model Interaksi Sosial
Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field-theory). Model interaksi social menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat (learning to life together). Teori pembelajaran Gestalt dirintis oleh Max Wertheimer (1912) bersama dengan Kurt Koffka dan W. Kohler, mengadakan eksperimen dengan pengamatan visual dengan fenomena fisik. Percobaannya yaitu memproyeksikan titik-titik cahaya (keseluruhan lebih penting dari pada bagian).

Pokok pandangan Gestalt adalah objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasikan. Makna suatu objek/peristiwa adalah terletak pda keseluruhan bentuk (gestalt) dan bukanbagian-bagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan secara utuh bukan bagian-bagian.

Aplikasi Teori Gestalt dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Pengalaman Insight/tilikan. Dalam proses pembelajaran siswa hendaknyamemiliki kemampuan insight, yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsure dalam suatu objek. Guru hendaknya mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan insight.
b) Pembelajaran yang bermakna. Kebermaknaan unsur-unsur yang terkait dalam suatu objek akan menunjang pembentukan pemahaman dalam proses pembelajaran. Content yang dipelajari siswa hendaknya memiliki makna yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi kehidupannya dimasa yang akan datang
c) Perilaku bertujuan. Perilaku terarah pada suatu tujuan. Perilaku disamping adanya kaitan dengan SR-Bond, juga terkait erat dengan tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran terjadi karena siswa memiliki harapan tertentu. Sebab itu, pembelajaran akan berhasil bila siswa mengetahui tujuan yang akan dicapai.
d) Prinsip ruang hidup (life space). Dikembangkan oleh Kurt Lewin (teori medan/field theory). Perilaku siwa terkait dengan lingkungan/medan dimana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki kaitan dengan situasi lingkungan dimana siswa berada (kontekstual).
e) Kerja kelompok, bertujuan mengambankan keterampilan berperan serta dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan intrapersonal dan discovery skill dalam bidang akademik.
f) Pertemuan kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri dan rasa tanggung jawab, bak terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.
g) Pemecahan masalah sosial atau inquiry sosial bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah social dengan cara berfikir logis.
h) Simulasi sosial, bertujuan untuk membantu siswa mengalami berbagai kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.
Tabel Rumpun Model Interaksi Sosial
No. Model Tokoh Tujuan
1. Penentuan Kelompok Herbert Teken & John Dewey Perkembangan keterampilan untuk partisipasi dalam proses social demokratis melalui penekanan yang dikombinasikan pada keterampilan-keterampilan antar pribadi (kelompok) dan keterampilan-keterampilan penentuan akademik. Aspek perkembangan pribadi merupakan hal yang penting dalam model ini
2. Inkuiri Sosial Byron Massialas & Benjamin Cox Pemecahan masalah social, terutama melalui penemuan social dan penalaran logis
3. Model Laboratori Bethel Maine (National Teaching Laboratory) Perkembangan keterampilan antarpribadi dan kelompok melalui kesadaran dan keluwesan pribadi
4. Jurisprudensial Donald Oliver & James P. shaver Dirancang terutama untuk mengajarkan kerangka acuan jurisprudensial sebagai cara nerfikir dan penyelesaian isu-isu social
5. Bermain Peran Fainnie Shatel & George Fhatel Dirancang untuk mempengaruhi siswa agar menemukan nilai-nilai pribadi dan social. Perilaku dan nilai-nilainya diharapkan anak menjadi sumber bagi penemuanberikutnya
6. Simulasi Sosial Sarene Bookock &Harold Guetzkov Dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan social, dan untuk menguji reaksi mereka , serta untukmemperoleh keterampilan pembuatan keputusan

2) Model Pemrosesan Informasi
Model ini berdasarkan teori belajar Kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan siswa memroses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan: mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep serta menggunakan symbol verbal dan visual. Teori pemrosesan informasi/ kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinnya adalah pembelajaran merupakan factor yang sangat penting dalam perkembangan.

Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian dioleh sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi ekdternak (rangsangan dari lingkungan) dan interaksi antar keduanya akan menghasilkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia (human capabilities) yang terdiri dari: (1) informasi verbal; (2) kecakapan intelektual; (3) strategi kognitif; (4) sikap; (5) Kecakapan motorik.

Delapan fase proses pembelajaran menurut Robert M. Gagne adalah sebagai berikut:
a) Motivasi, fase awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertetu (motivasi intrinsik dan ekstrinsik).
b) Pemahaman, individu menerima dan memahami informasi yang diperoleh dari pembelajaran. Pemahaman dapat diperoleh melalui perhatian.
c) Pemerolehan, individu memberikan makna/mempersepsi segala informasi yang sampai pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan dalam memori siswa.
d) Penahanan, menahan informasi/hasil belajar agar dapat digunakan untuk jangka panjang. Proses mengingat jangka panjang.
e) Ingatan kembali, mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan, apabila ada rangsangan.
f) Generalisasi, menggunakan hasil pembelajaran untuk keperluan tertentu.
g) Perlakuan, perwujudan perubahan perilaku individu sebagai hasil pembelajaran.
h) Umpan balik, individu memperoleh feedback dari perilaku yang telah dilakukannya.
Ada Sembilan langkah yang harus diperhatikan pendidik di kelas kaitannya dengan pembelajaran pemrosesan informasi:
a) Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa;
b) Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas;
c) Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran;
d) Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik
e) Memberikan bimbingan bagi aktivita siswa dalam pembelajaran;
f) Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran;
g) Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa;
h) Melaksanakan penilaia proses dan hasil;
i) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya.
Model proses informasi ini meliputi beberapa strategi pembelajaran sebagai berikut:
a) Mengajar induktif, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk teori
b) Latihan inquiry, yaitu untuk mencari dan menemukan informasi yang memang diperlukan
c) Inquiry keilmuan, bertujuan untuk mengajarkan system peneltian dalam disiplin ilmu, dan diharapkan akan memperoleh pengalaman dalam domain-domain disiplin ilmu lainnya
d) Pembentukan konsep, bertujuan untuk mengenbangkan kemampuan berfikir induktif, mengembangkan konsep, dan kemampuan analisis
e) Model pengembangan, bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum, terutama berpikir logis, aspek social, dan moral.
f) Advanced Organizer Model, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna.
Implikasi teori belajar kognitif (piaget) dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
a) Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa, oleh karena itu, guru hendaknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak. Anak akan dapat belajar dengan baik apabila ia menghadapi lingkungan dengan baik.
b) Guru harus dapat membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan belajarnya sebaik mungkin (fasilitator, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani)
c) Bahan yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru, tetapi tidak asing. Beri peluang kepada anak untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangannnya.
d) Di kelas, berikan kesempatan pada anak untuk dapat bersosialisasi dan diskusi sebanyak mungkin.
Tabel Rumpun Model Pemrosesan Informasi
No. Model Tokoh Tujuan
1. Model berpikir induktif Hilda Taba Dirancang untuk pengembangan proses mental induktif dan penalaran akademik, atau pembentukan teori
2. Model Latihan Inquiri Richard Suchman Dirancang untuk mengajar murid untuk menghadapi penalaran kausal, dan untuk lebih fasih dan tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep dan hipotesis. Model ini pada mulanya digunakan dalam sains, tetapi kemampuan-kemampuan ini berguna untuk tujuan-tujuan pribadi dan sosial
3. Inkuiri ilmiah Joseph J. Schwab Dirancang untuk mengajar system penelitian dari suatu disiplin, tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain (metode-metode social mungkin diajarkan dalam upaya meningktkan pemehaman social dan pemecahan masalah sosial
4. Penemuan Konsep Jerome Bruner Dirancang terutma untuk mengembangkan penalaran induktif , juga untuk perkembangan dan analisis konsep
5. Pertumbuhan Kognitif Jean Piaget, Irving Sigel, Edmund Sulivan, Lawrence, Kohlberg Dirancang untuk meningktkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis, tetapi dapat diterapkan pada perkembangan social dan moral
6. Model Penata Lanjutan David Ausubel Dirancang untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi untuk menyerap dan mengaitkan bidang-bidang pengetahuan
7. Memori Harry Lorayne, Jerry Lucas Dirancang untuk meningkatkan kemmapuan mengingat

3) Model Personal
Model ini bertitik tolak dari Teori Humanistik, yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu. Perhatian utamanya pada emosional siswa untukmengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif.

Model ini juga berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan. Tokoh Humanistik adalah Abramah Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler, dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar siswa merasa bebas dalam belajar dan mengmbangkan dirinya, baik emosional maupun intelektual. Teori Humanistik timbul sebagai gerakan memanusiakan manusia. Pada teori Humanistik ini, bukan menahan sensitivita siswa terhadap perasaannya.

Implikasi Teori Humanistik dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
a) Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan
b) Tingkah laku yang ada dapat dilaksanakan sekarang (learning to do)
c) Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri
d) Sebagian besar tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsi dirinya
e) Mengajar adalah buka hal penting, tetapi belajar siswa adalah sangat penting (learn how to learn)
f) Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan yang yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap

Model pembelajaran personal ini meliputi strategi pembelajaran sebagai berikut:
a) Pembelajaran nondirektif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan perkembangan pribadi (kesadaran diri, pemahaman, dan konsep diri)
b) Latihan kesadaran, bertujuan untuk membentuk kemampuan interpersonal atau kepedulian siswa
c) Sinetik, untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan memecahkan masalah secara kreatif
d) Sistem konseptual, untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes
Tabel Rumpun Model Personal
No. Model Tokoh Tujuan
1. Pengajaran non-directif Carl Rogers Penekanan pada pembentukan kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri
2. Latihan Kesadaran Fritz PerlsWillian Scgutz Meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi diri dan kesadaran diri. Banyak menekankan pada perkembangan kesadaran dan pemahaman antarpribadi
3. Sinektik William Gordon Perkembangan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kreatif
4. System-sistem Konseptual David Hunt Dirancang untuk meningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi
5. Pertemuan Kelas Willian Glasser Perkembangan pemahaman diri dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kelompok sosial

4) Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral)
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulais penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati karakteristik model ini adalah dalam penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan.

Ada empat fase dalam model modifikasi tingkah laku ini, yaitu:
a) Fase mesin pembelajaran (CAI dan CBI)
b) Penggunaan media
c) Pengajaran berprograma (linier dan branching)
d) Operant conditioning dan operant reinforcement
Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian pengucapan pada anak. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward, sebagai reinforcement pendukung. Penerapan prinsip pembelajaran individual terhadap pembelajaran klasikal.
Tabel Rumpun Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral)
No. Model Tokoh Tujuan
1. Manajemen kontingensi B.F Skinner Fakta-fakta, konsep , keterampilan
2. Kontrol Diri B.F Skinner Perilaku/keterampilan sosial
3. Relaksasi (santai) Rimm & Masters Wolpe Tujuan-tujuan pribadi (mengurangi ketegangan dan kecemasan)
4. Pengurangan Ketegangan Rimm & Masters Wolpe Mengalihkan kesantaian kepada kecemasan dalam situasi sosial
5. Latihan Asertif Wolpe, Lazarus, Salter Ekspresi perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi sosial
6. Latihan Langsung Gagne Smith & Smith Pola-pola perilaku, keterampilan

C. Tiga Model Desain Pembelajaran disertai dengan Langkah-langkah Pelaksanaannya
Model desain pembe;ajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Beberapa model pengembangan pembelajaran antara lain: Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional), Model Jerold E. Kemp, Gerlach & Ely, Glasser, Bella Banathy, Rogers, dan model-model pembel;ajaran yang lainnya.
1) Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional)
Munculnya model PPSI dilatarbelakangi oleh beberapa hal berikut:
a) Pemberlakuan Kurikulum 1975, metode penyampaian adalah “Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)” untuk Pengembangan Satuan Pembelajaran (RPP)
b) Berkembangnya paradigm “pendidikan sebagai suatu system” maka pembelajaran menggunakan pendekatan system (PPSI)
c) Pendidik/guru masih menggunakan paradigm “Transfer of Knowledge” belum pada pembelajaran yang professional
d) Tuntutan kurikulum 1975 yang berorientasi pada tujuan, relevansi, efisiensi, efektifitas, dan kontinuitas
e) Sistem semester pada kurikulum 1975 menuntut perencanaan pengajaran sampai satuan materi terkecil
Konsep dari PPSI ini adalah bahwa system instruksional yang menggunakan pendekatan system, yaitu satu satuan yang terorganisasi, yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara itu, fungsi PPSI adalah untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistematik dan sistematis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
PPSI digunakan sebagai pendekatan penyampaian pada kurikulum 1975 untuk tingkat SD, SMP, dan SMA, dan kurikulum 1975buntuk sekolah kejuruan. PPSI menggunakan pendekatan system yang menggunakan adanya tujuan yang jelas sehingga dapat dikatakan bahwa PPSI merujuk pada pengertian sebagai suatu system, yaitu sebagai kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai suatu system, pembelajaran mengandung sejumlah komponen, seperti tujuan, materi, metode, alat, dan evaluasi yang semuanya berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. PPSI merupakan model pembelajaran yang menerapkan suatu system untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.


Ada lima langkah pokok dari pengembangan model PPSI ini yaitu:
a) Merumuskan tujuan pembelajaran (menggunakan istilah yang operasional, berbentuk hasil belajar, berbentuk tingkah laku, dan hanya ada satu kemampuan/tujuan)
b) Pengembangan alat evaluasi (menentukan jenis tes yang akan digunakan, menyusun item soal untuk setiap tujuan)
c) Menentukan kegiatan belajar mengajar (merumuskan semua kemungkinan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan, menetapkan kegiatan pembelajaran yang akan ditempuh)
d) Merencanakan program kegiatan belajar mengajar (merumuskan materi pelajaran, menetapkan metode yang digunakan, memilih alat dan sumber yang digunakan dan menysun program kegiatan/jadwal)
e) Pelaksanaan, (mengadakan pre-tes, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan post-test dan revisi)
Secara lebih rinci langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Langkah 1: Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Dalam merumuskan tujuan instruksional yang dimaksud adalah tujuan pembelajaran khusus, yaitu rumusan yang jelas dan operasional tentang kemampuan atau kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti suatu program pembelajaran. Kemampuan-kemampuan atau kompetensi tersebutg harus dirumuskan secara spesifik dan terukur sehingga dapat diamati dan dievaluasi.

Langkah 2: Mengembangkan Alat Evaluasi
Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan alat evaluasi, yaitu tes yang fungsinya untuk menilai sejauh mana siswa telah menguasai kemampuan atau kompetensi yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran khsusus tersebut. Dalam model PPSI berbeda dari apa yang biasanya dilakukan, pengembangan alat evaluasi tidak dilakukan pada akhir dari kegiatan pembelajaran, tetapi pada langkah kedua sesudah tujuan pembelajarn khusus ditetapkan. Hal ini didasarkan atas prinsip yang berorientasi pada tujuan (hasil), yaitu penilaian terhadap suatu system pembelajaran didasarkan atas hasil yang dicapai.

Dalam mengembangkan alat evaluasi ini perlu ditentukan terlebih dahulu jenis-jenis tes dan bentuk-bentuk tes yang akan digunakan. Apakah jenis tes tertulis, lisan, atau tes perbuatan. Kemuadian bentuk tes yang digunakan apakah pilihan ganda (multiple choice), esai, benar-salah, atau menjodohkan. Untuk menilai sejumlah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, dapat digunakan satu jenis tes atau satu bentuk tes, atau bahkan tiga jenis bentuk tes. Hal ini sangat bergantung pada hakikat tujuan yang akan dicapai.

Langkah 3: Menentukan Kegiatan Belajar Mengajar
Sesudah tujuan dan alat evaluasi ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menetapkan kegiatan belajar mengajar, yaitu kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam menentukan kegiatan belajar mengajar hal yang harus dilakukan adalah:
a) Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan
b) Menetapkan mana dari sekian kegiatan belajar tersebut yang perlu ditempuh dan tidak perlu ditempuh lagi oleh siswa
c) Menetapkan kegiatan belajar yang masih perlu dilaksanakan oleh siswa

Pada langkah ini sesudah kegiatan belajar siswa ditetapkan, perlu dirumuskan pokok-pokok materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan jenis kegiatan belajar yang telah ditetapkan.
Langkah 4: Merencanakan Program Kegiatan Belajar Mengajar

Setelah langkah satu sampai tiga ditetapkan, selanjutnya perlu dimantapkan dalam suatu program pembelajaran. Titik tolak dalam merencanakan program kegiatan pembelajaran adalah suatu pelajaran yang diambil dari kurikulum yang telah ditetapkan jumlah jam/SKS-nya dan diberikan pada kelas pada semester tertentu. Pada langkah ini perlu disusun srategi proses pembelajaran dengan cara merumuskan kegiatan mengajar dan kegiatan belajar yang dirancang secara sistematis sesuai dengan situasi kelas. Pendekatan dan metode pembelajaran yang akan digunakan dipilih sesuai dengan tujuan dan karakteristik materi yyang akan disampaikan. Termasuk dalam langkah ini adalah penyusunan pokok pelaksanaan evaluasi.

Langkah 5: Pelaksanaan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan Pre-Test (Tes Awal)
Tes yang diberikan kepada siswa adalah tes yang telah disusun pada langkah kedua. Fungsi tes awal ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kemampuan awal siswa sebelum mereka mengikuti program pembelajaran yang telah disiapkan. Apabila siswa telah menguasai kemampuan yang tercantum dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, hal itu tidak perlu diberikan lagi oleh pengajar dalam program pembelajaran yang akan diberikan.

2. Menyampaikan Materi Pelajaran
Pada prinsipnya penyampaian materi pelajaran harus berpegang pada rencana yang telah disusun pada langkah keempat, yaitu “merencanakan kegiatan belajar mengajar”, baik dalam materi, metode, maupun alat yang digunakan. Selain itu, sebelum menyampaikan materi pelajaran, hendaknya guru menjelaskan dulu kepada siswa tujuan/kompetensi yang akan dicapai sehingga mereka mengetahui kemampuan-kemampuan yang diharapkan setelah selesai pelajaran.

3. Mengadakan Post-Test (Tes Akhir)
Post-Test diberikan setelah selesai mengikuti program pembelajaran. Tes yang diberikan identik dengan yang diberikan pada tes awal, jadi bedanya terletak pada waktu dan fungsinya.

Tes awal (pre-test) berfungsi untuk menilai kemampuan awal siswa mengenai materi pelajaran sebelum pembelajaran diberikan, sedangkan tes akhir (post-test) berfungsi untukmenilai kemampuan siswa mengenai penguasaan materi pelajaran setelah pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian, dapat diketahui seberapa jauh keberhasilan program pembelajaran yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan kompetensi yang telah ditetapkan.

2) Model Glasser
Model Glasser adalah model yang paling sederhana. Ia menggambarkan suatu desain atau pengembangan pembelajaran kedalam empat komponen berikut:



3) Model Gerlach & Ely











Model pembelajaran Gerlach dan Ely dikembangkan berdasarkan sepuluh unsure yaitu:
a) Spesifikasi isi pokok bahasan (specification of content)
b) Spesifikasi tujuan pembelajaran (specification of objectives)
c) Pengumpulan dan penyaringan data tentang siswa (assessment of entering behaviors)
d) Penentuan cara pendekatan, metode, dan teknik mengajar (determination of strategy)
e) Pengelompokan siswa (organization of group)
f) Penyediaan waktu (allocation of time)
g) Pengaturan ruangan (allocation of space)
h) Pemilihan media/sumber belajar (selection of resources)
i) Evaluasi (evaluation of performance)
j) Analisis umpan balik (analysis of feedback)
4) Model Jerold E. Kemp













Model pembelajaran Jerold E.Kemp (1977), terdiri dari delapan langkah yaitu:
a) Menentukan tujuan pembelajaran umum atau standar kompetensi dan kompetensi dasar, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran
b) Membuat analisis tentang karakteristik siswa, analisis ini diperlukan antara lain unruk mengetahui, apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan mengikuti program, dan langkah-langkah apa yang perlu diambil
c) Menentukan tujuan pembelajaran khusus atau indicator, yaitu tujuan yang spesifik, operasional dan terukur, dengan denikian siswa akan tahu apa yang harus dipelajari, bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa siswa telah berhasil, dari segi guru, rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan dan pemilihan bahan/materi yang sesuai
d) Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
e) Menentukan penjajagan awal (pre-assessment) atau pre-test, yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memenuhi persyaratan belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran, dengan demikian dalam pembelajaran dapat memilih materi yang dibutuhkan dan diperlukan tanpa harus menyajikan materi yang tidak perlu dan siswa tidak cepat bosan
f) Menentukan strategi belajar mengajar dan sumber belajar yang sesuai criteria umum untuk pemilihan strategi belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus tersebut adalah: (a) efisiensi; (b) keefektifan; (c) ekonomis; (d) kepraktisan, melalui suatu analsisi alternative
g) Koordinasi sarana penunjang yang diperlukan, meliputi: biaya, fasilitas, peralatan, waktu dan tenaga
h) Mengadakan evaluasi, yaitu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu: (a) siswa; (b) program pembelajaran; (c) instrument evaluasi; (d) metode yang digunakan.


2. Pola Pembelajaran Barry Mories
1) Pola Pembelajaran Tradisional 1



Dalam model ini, guru hanya menyampaikan apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Biasanya, isi pelajaran disampaikan dengan metode ceramah. Sehingga pembelajaran yang berlangsung lebih bersifat mekanistis tanpa adanya channel atau media sebagai perantara.

2) Pola Pembelajaran Tradisional 2


Dalam model ini, guru sudah menggunakan channel atau media dalam memberikan materi pelajaran, Namun, peran guru masih mendominasi. Komunikasi visual yang disajikan media pembelajaran yang digunakan belum maksimal. Contohnya penggunaan proyektor dalam menyajikan materi pelajaran. Walaupun proyektor terkesan media yang canggih, tetapi sebenarnya media tersebut belum maksimal digunakan sebagai media pembelajaran karena guru masih mendominasi.
3) Pola Pembelajaran Guru dan Media



Dalam model ini, media sudah mulai berperan dalam proses pembelajaran. Guru tidak lagi mendominasi proses penyampaian materi. Contohnya, pemutaran film mengenai suatu mata pelajaran. Peserta didik diberikan materi dengan cara menyaksikan sebuah film. Setelah itu, materi yang ada pada film tersebut didiskusikan oleh guru dan peserta didik. Sehingga pada model ini, peran guru dan media hampir seimbang.

4) Pola Pembelajaran Bermedia


Dalam model ini, media sudah berperan penuh dalam menyampaikan materi pembelajaran. Peserta didik mendapatkan materi pembelajaran dengan cara berinteraksi langsung dengan media yang telah disediakan. Contohnya adalah penggunaan CBI (Computer Base Instruction) atau CAI (Computer Assisted Instruction). Biasanya menggunakan CD interaktif. Dan sekarang juga dikenal istilah E-Learning, yakni pembelajaran yang berbasis web yang terkoneksi dengan jaringan internet.
3. Model Pembelajaran yang Cocok untuk KTSP
4. Model CBSA dan PAKEM
Model CBSA
PENGERTIAN CBSA
Cara belajar siswa aktif (CBSA) adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menitikberatkan pada keaktifan siswa, yang merupakan inti dari kegiatan belajar. Pada hakikatnya, keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tetapi kadarnya yang berbeda tergantung pada jenis kegiatannya, materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam CBSA, kegiatan belajar diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti : mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan, memecahkan masalah, menyusun rencana, dll. Kegiatan tersebut ada yang dapat diamati dan ada yang tidak dapat diamati secara langsung. Setiap kegiatan tersebut menuntut keterlibatan intelektual – emosional siswa dalam proses pembelajaran melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengenbangkan pengetahuan, tindakan serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan, penghayatan serta internalisai nilai – nilai dalam pembentukan sikap.
RASIONAL CBSA DALAM PEMBELAJARAN
Pelaksanaan proses pembelajaran dititikberatkan pada keaktifan siswa belajar dan keaktifan guru menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan menantang. Cara belajar disesuaikan dengan minat dan pemberian kemudahan kepada siswa untuk memperoleh pemahaman, pendalaman dan pengendapan sehingga hasil belajar berinternalisasi dengan pribadi siswa.
Cara belajar siswa aktif tersebut dapat berlangsung denga efektif, bila guru melaksanakan fungsi dan perannya secara aktif dan kreatif. Peran guru bukan sebagai orang yang menuangkan materi pelajaran kepada siswa, melainkan bertindak sebagai pembantu dan pelayan bagi siswanya. Siswa aktif belajar, sedangkan guru memberikan fasilitas belajar, bantuan dan pelayanan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, ialah :
a) Menyiapkan lembaran kerja
b) Menyusun tugas bersama siswa
c) Memberikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan
d) Memberikan bantuan dan pelayanan apabila siswa mendapat kesulitan
e) Menyalurkan bakat dan minat siswa
f) Mengamati setiap aktivitas siswa
Kegiatan – kegiatan tersebut menunjukan, bahwa pembelajaran berdasarkan pendekatan CBSA tidak diartikan guru menjadi pasif, melainkan tetap harus aktif namun tidak bersikap mendominasi siswa dan menghambat perkembangan potensinya. Gru bertindak sebagai guru inquiry dan fasilitator.
KADAR CBSA DALAM PEMBELAJARAN
Kadar CBSA itu dalam rangka system belajar mengajar menunjukkan cirri – ciri, sebagai berikut :
1. Pada tingkat masukan, ditandai oleh :
• Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan kebutuhan pembelajarn sesuai dengan kemampuan, minat, pengalaman, motivasi, aspirasi yang telah dimilikinya sebagai bahan masukan untuk melakukan kegiatan belajar.
• Adanya keterlibatan siswa dalam memilih dan menyediakan sumber bahan belajar.
• Adanya kesadaran dan keinginan belajar yang tinggi serta motivasi untuk melakukan kegiatan belajar.
2. Pada tingkat proses, ditandai oleh :
• Adanya keterlibatan siswa secara fisik, mental, emosional, intelektual, dan personal dalam proses belajar.
• Adanya berbagai macam keaktifan siswa dan berbagai kegiatan lainnya yang mengandung unsur kemandirian yang tinggi.
3. Pada tingkat produk, ditandai oleh :
• Keterlibatan siswa dalam menilai diri sendiri dan menilai teman sekelas.
• Keterlibatan siswa secara mandiri mengerjakan tugas, menjawab tes, dan mengisi instrument penilaian lainnya yang diajukan oleh guru.
KEBAIKAN CBSA
Beberapa kenaikan CBSA, sebagaimana dikemukakan oleh T.Raka Joni, bahwa :
 Prakarsa siswa/mahasiswa dalam kegiatan belajar, yang ditunjukan melalui keberanian mengeluarkan pendapat tanpa secara ekslusif diminta.
 Belajar dengan pengalaman langsung merupakan indicator lain dari kegiatan belajar mengajar.
 Kekayaan variasi bentuk dan alat kegiatan belajar mengajar merupakan indicator dalam CBSA.
KELEMAHAN CBSA
 Tidak menjamin dalam melaksanakan keputusan.
 Diskusi tidak dapat diramalkan
 Memasyarakatkan agar semua siswa memiliki keterampilan bersiskusi yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif.
 Membentuk pengaturan fisik dan jadwal kegiatan secara luwes.
 Dapat menjadi palsu jika pemimpin mengalami kesulitan mempertemukan berbagai pendapat padahal dia telah mengetahui jawaban yang diinginkan, sehingga ia menolak pendapat peserta lain.
Model PAKEM
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.
Kemampuan Guru Pembelajaran
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam. Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal:
Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
Gambar
Studi kasus
Nara sumber
Lingkungan
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan. Siswa:
Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri
Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. Melalui:
Diskusi
Lebih banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa. Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
Guru mengaitkan PEMBELAJARAN dengan pengalaman siswa sehari-hari. Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai PEMBELAJARAN dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus. Guru memantau kerja siswa
Guru memberikan umpan balik

5. Penggunaan Model Pembelajaran di Sekolah
Penggunaan model pembelajaran dalam proses pelaksanaan pembelajaran sangatlah penting. Pertama, banyaknya materi pelajaran yang memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Sehingga dibutuhkan pendekatan yang lain pula untuk menyampaikan materi tersebut. Kedua, beragamnya karakteristik peserta didik. Peserta didik memiliki tipe belajar yang berbeda (visual, auditif, dan kinestetik). Sehingga guru harus mampu mengcover semua keunikan yang ada pada diri peserta didik. Ketiga, menghindari kejenuhan saat belajar. Apabila seorang guru menggunakan model pembelajaran yang sama setiap kali menyampaikan materi pelajaran, hal itu akan menyebabkan kejenuhan pada peserta didik. Apalagi metode yang digunakan adalha metode ceramah. Walaupun tidak selamanya metode ceramah itu buruk, namun guru harus proporsional dalam menggunakan metode ceramah.
Sebagai guru yang professional, berbagai model pembelajarab yang ada haruslah dikuasai dengan baik. Bahkan jikalau mampu berinovasi alangkah jauh lebih baik. Seperti kompetisi yang baru-baru ini diselenggarakan oleh Dirjen Pendidikan Departemen Agama, yakni Lomba Kreasi Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Tingkat Nasional 2009. Hal ini menunjukkan tingginya kebutuhan akan inovasi dalam model pembelajaran bagi tenaga pendidik.
Jadi, model-model pembelajaran baik yang sudah ada maupun inovasi baru harus dikuasai dengan baik oleh tenaga pendidik. Karena, proses penyampaian materi pelajaran sangat mempengaruhi behavior change yang diharapkan pada peserta didik.

Minggu, 25 Oktober 2009

ZONE SYSTEM

ZONE SYSTEM
Zona tingkat terang dan gelap.

Sebuah Zone System adalah sistem di mana Anda memahami dan mengontrol setiap tingkat cahaya dan gelap untuk keuntungan terbaik Anda. Ia bekerja di digital seperti halnya untuk lembaran film. Memiliki sistem memungkinkan Anda untuk memahami dan berada dalam kontrol, bukannya mengambil apa pun yang Anda peroleh. Ansel Adams ditanya pada tahun 1950 jika ia menganggap Sistem Zona masih relevan dalam dunia modern saat itu. Dia menjawab "Jika Anda tidak menggunakan Zone System, maka sistem apa yang akan Anda gunakan untuk mengetahui apa yang Anda miliki ketika Anda mengambil foto?"

Ada banyak cara untuk mengevaluasi apa yang akan Anda dapatkan di akhir Anda mencetak atau ditampilkan sebagai foto Anda. Zone System adalah salah satu cara untuk mendapatkan pegangan dalam segala hal. Ketika Anda tahu apa yang akan Anda agar Anda dapat membuat perubahan karena Anda memotret untuk mengoptimalkan cetakan akhir Anda.
Zona Sistem berlaku dalam banyak warna, digital dan video seperti halnya untuk hitam-putih. Ansel Adams bahkan menunjukkan kepada kita dalam The Negatif bagaimana menggunakannya dengan titik dan menembak kamera!

Ansel Adams memilih untuk membagi rentang antara putih dan hitam menjadi sekitar sepuluh zona. Masing-masing adalah f / stop terpisah. Warna film dan digital cenderung memiliki lebih sedikit zona, tapi itu tidak penting. Yang penting adalah memahami bagaimana zona tersebut berhubungan satu sama lain dan bagaimana mereka berubah ketika mereka pergi melalui setiap langkah dari setiap proses fotografi.

Dari tahun 1920 sampai tahun 1960-an yang biasanya diperlukan Sistem Zona film aneh berkembang, karena orang mengembangkan film lembaran satu kesempatan pada satu waktu dan dicetak pada kertas tetap kontras. Itu adalah rasa sakit.

Pada 1970-an hingga hari ini Sistem Zone film menjadi lebih terlibat dengan percetakan sebagai orang-orang cenderung untuk menembak rol film yang dikembangkan sekaligus dan mencetak pada kertas kontras variabel.

Digital di tahun 2000-an Sistem Zone lebih memfokuskan pada pemahaman bagaimana kamera digital merespon berbagai tingkat terang dan gelap. Zone System adalah dasar pemahaman PhotoShop's Curves perintah. Dengan kamera digital Anda mengatur kontras dalam kamera, atau melakukan seperti yang saya lakukan dan membiarkan kamera melakukan ini secara otomatis.
Keuntungan terbesar dari pemahaman Sistem Zona adalah memahami apa yang terjadi. Anda akan bisa berkonsentrasi pada pembuatan gambar besar dan bukannya mengkhawatirkan hal-hal kecil seperti teknik dan eksposur.

Kamera digital tidak lagi memerlukan tempat meter. Spot meter digunakan untuk mengevaluasi mata pelajaran sebelum mereka difoto. Itu adalah satu-satunya cara kami harus memprediksi secara tepat bagaimana untuk mengekspos, mengembangkan dan mencetak sebelum kami membuat film eksposur. Saat ini kami memiliki histogram dan LCD sebagai gantinya. Hari ini saya menggunakan kamera digital, bukan tempat meter untuk mengevaluasi ini lebih baik daripada tempat meter untuk pandangan saya kamera!

Yang mengatakan, izinkan saya menawarkan bahwa sisa dari halaman ini ditulis pada tahun 1999 ketika saya menulis ini untuk diterapkan ke slide warna.

Sistem Zone memungkinkan Anda untuk mendapatkan eksposur yang tepat setiap waktu tanpa menebak-nebak. Tidak mengharuskan Anda melakukan pengembangan film khusus dan Anda tidak perlu membuang-buang waktu dengan mengurung. Sekarang tidak Anda tertarik?

Sistem Zone sangat penting untuk memahami, terutama untuk warna slide.
Hari ini Zone System adalah berhati-hati dan pengaturan analitis pemaparan. Hampir tidak ada yang melakukan pembangunan khusus untuk masing-masing negatif lagi.
Saya belajar semuanya dari Ansel Adams 'buku "The Negatif." Dia mencakup Sistem Zona untuk digunakan dengan film warna dan titik-and-shoot kamera, juga.

Ansel Adams, "The Negatif"

Ansel bekerja di hari-hari ketika semua orang ditembak lembar film dikembangkan secara individu dengan tangan, dan ketika satu-satunya surat-surat yang layak terpaku kontras.
Oleh karena itu tentu saja dia menyarankan bercinta dengan perkembangan setiap lembar untuk mencetak pada kelas 2.

Hari ini kebanyakan orang menembak warna atau roll film dan variabel kertas kontras antara koran terbaik tersedia. Oleh karena itu pengembangan adat masing-masing gambar saja tidak terjadi! Hari ini kita biasanya menggunakan pengembangan standar dan bervariasi kontras dalam pencetakan.

Bahkan Ilford merekomendasikan hari ini apa yang saya lakukan untuk warna dan B / W negatif: memastikan Anda mendapatkan eksposur yang cukup dalam bayangan Anda, mengembangkan film Anda normal, dan kemudian menggunakan kontras variabel kertas untuk mencetak Anda jika Anda perlu.
Untuk warna satu selalu menggunakan pengembangan standar. Warna menjadi sangat kacau dari Anda mencoba untuk pembangunan bervariasi kali. Saya telah mencoba dengan Velvia dan coba tebak: kontras secara keseluruhan tetap bahkan hampir tidak berubah dengan plus atau minus dua berhenti dorong atau tarik! Dan bayangan pada tingkat DMax berubah, tetapi kontras gambar yang aktif hampir sama. Lebih buruk lagi, saldo warna cyan yang jahat dengan menarik. Warna mengambil kehangatan yang bagus dengan dorongan, meskipun saya hanya mendorong ketika saya membutuhkan kecepatan.

Berikut adalah saran cepat saya:

METER
Jika Anda menembak SLR modern, gunakan meter dibangun di Matrix (Nikon) atau evaluatif (Canon) dan melupakan sebagian besar ini. Anda akan perlu tahu kapan untuk mengkompensasi Anda meter sedikit, tapi kalau tidak semua Matrix dan menggabungkan sistem evaluatif Sistem Zona secara otomatis.

Aku punya halaman tentang cara menggunakan Nikon built-in tempat meter di sini.
Jika saya bidikan kamera tanpa meteran, saya menggunakan meter yang sama Ansel melakukannya, dan Anda masih bisa membeli mereka hari ini. Saya menggunakan baik Spotmeter Pentax V (analog) atau Digital Pentax spotmeters. Digital yang lebih kecil dan saya gunakan hari ini sebagai Ansel lakukan di akhir. Model analog lebih tepat dan lebih mudah untuk membaca dan menafsirkan, namun lebih besar dan lebih halus. The Pentax meter lebih unggul daripada yang kompleks, membingungkan dan lebih mahal Gossen dan Sekonic model.

WARNA Negatif
Untuk negatif warna ditembak oleh kebanyakan amatir hanya mengatur kamera otomatis dan GO! Film ini memiliki begitu banyak lintang yang baru saja Anda dapat melupakannya. Jujur, saya telah mencoba menembak adegan yang sama di normal dan berhenti LIMA Fuji overexposed pada 800 dan dalam cetakan aku tidak bisa membedakan mana yang mana. Pernah underexpose, yang akan menyebabkan bayangan suram membosankan. Overexposure oleh beberapa berhenti dapat meningkatkan kontras dan saturasi sedikit. Jika warna adalah sama pentingnya bagi Anda sebagai itu adalah untuk saya, kecuali jika Anda mencetak karya Anda sendiri, tembak slide dan tidak sidik jari. Lihat halaman film untuk info.

B / W negatif
Hal yang sama berlaku seperti halnya untuk warna! Amatir khawatir terlalu banyak tentang hal ini. Saya menyarankan untuk menambahkan satu lagi berhenti untuk eksposur Anda dan menambahkan filter kuning. Coba ini dan akan kagum! Rincian berada di halaman film saya mulai di sini.
Jika Anda ingin mendapatkan lebih dalam hal itu, saya sarankan menggunakan meteran dan pengaturan tempat yang lebih gelap sebagian gambar dengan -1 atau -2 berhenti pemaparan, yang sama dengan mengatakan Zona IV atau Zona III. Lihat lebih lanjut di bagian bawah halaman ini, juga.
Slide warna
Untuk sekarang, apa yang perlu Anda ketahui adalah bahwa jika Anda menggunakan apapun selain SLR modern Matrix atau evaluatif meter, yang Anda butuhkan untuk menambah atau mengurangi eksposur tergantung pada seberapa terang atau gelap subjek. Gunakan tempat atau tertimbang pusat eksposur meter dan menambahkan untuk cahaya mata pelajaran atau wilayah, dan mengurangi bagi yang gelap. SIMPLE!

Berikut ini berapa banyak untuk menambah atau mengurangi dengan pusat-berat atau spot meter manual:
-3 Berhenti (Zona II): film slide Anda pergi cukup hitam di sini. Jangan lakukan ini kecuali Anda menginginkan sesuatu yang sangat banyak sekali hitam. Ya, Anda dapat melihat beberapa detail di Velvia -4 bahkan pada berhenti (Zona I), namun nasib baik mencoba untuk mencetaknya.
Stop -2 (Zona III): Normal bayangan di lanskap yang ditetapkan di sini. Anda akan menggunakan banyak ini. Ini tentang sebanyak underexposure Anda dapat menggunakan dan masih memiliki detail. Misalnya, buatlah tempat membaca bayangan dan mengatur kamera ke tempat bayangan yang underexpose oleh dua berhenti. Jika Anda beruntung segala sesuatu yang lain akan jatuh ke dalam eksposur yang tepat. Anda tidak benar-benar membutuhkan keberuntungan: menggunakan meteran tempat Anda untuk memastikan bahwa pada penayangan yang menetapkan bahwa segala sesuatu yang lain jatuh di tempat yang seharusnya per tabel ini.
-1 Berhenti (Zona IV): Sangat sedikit hal yang ditetapkan di sini. Ini adalah nada tengah gelap, seperti gudang dicat merah.
Paparan normal (Zona V): Ini adalah tempat Anda mengatur nada tengah atau kartu abu-abu. Kadang-kadang langit utara diatur ke normal (+ -0). Anehnya, di banyak adegan tidak ada nada tengah, itulah sebabnya biasanya spot meter tidak dapat digunakan tanpa mengetahui sistem zona. Kadang-kadang jatuh di rumput hijau.
1 Stop (Zona VI): Sedang cahaya bagian dari suatu gambar. Kulit dan batu-batu granit lanjut di sini. Bagi kebanyakan foto pemandangan Anda akan menetapkan batu cahaya Anda di sini, dan bayang-bayang di -2 berhenti. Kuning cerah ditetapkan pada 2 / 3 berhenti.
2 Stop (Zona VII): Putih hal-hal seperti salju dan lembaran-lembaran putih Fome-JL ditetapkan di sini.
2,7 Perhentian (Zona VIII): Ini adalah di mana film slide pergi jelas.
Ini adalah bagaimana zona sistem zona klasik sesuai dengan grafik batang analog pada pemaparan Anda meteran:
Zona II = -3 berhenti
Zona III = -2 berhenti
Zona IV = -1 berhenti
Zona V = + - 0 berhenti
Zona VI = 1 berhenti
Zona VII = 2 berhenti
Zona VIII = 3 berhenti

Jika Anda beruntung, semua elemen dalam gambar Anda akan jatuh dalam -2 ke 2. Biasanya mereka tidak akan. Menyesal.
Jika tempat Anda meter memberitahu Anda bahwa bayangan yang lebih gelap daripada yang hanya berhenti -2 berarti mereka akan cukup hitam, dan jika putih terlalu jauh lebih panas dari 2 bahwa mereka akan benar-benar putih atau jelas.

Film slide biasanya berlangsung 2,5 jelas pada berhenti. Biasanya mulai menjadi cukup suram di bawah -2 berhenti, meskipun Anda masih dapat melihat hal-hal ke -4 berhenti pada Velvia.

Anda harus berpikir sebagai seorang pelukis dilakukan dan bertanya pada diri sendiri pada tingkat apa nada yang Anda ingin setiap bagian dari gambar Anda untuk membuat. Anda harus memegang kendali, dan Zone System memungkinkan anda memegang kendali. Jika tidak, anda akan hanya menjadi perjudian bahwa gambar Anda akan "mematikan." Dengan Sistem Zona Anda akan tahu kapan Anda perlu mengubah pencahayaan Anda.

Masalah
Akan ada banyak kejadian di alam di mana Tuhan tidak meletakkan rentang cahaya di mana Anda inginkan. Zone System adalah berguna di sini karena memberitahu Anda sebelum Anda membuang banyak film yang Anda mungkin akan mendapatkan sampah dan dengan demikian Anda dapat merencanakan atau mengubah cahaya atau filtrasi yang sesuai.

Apa yang Anda lakukan jika terang dan paling gelap bagian dari adegan berada di luar jangkauan film Anda, biasanya + - 2 atau 3 stop?

Sederhana: Anda harus mengubah pencahayaan entah bagaimana. Jika Anda memiliki kontras sangat tinggi adegan tidak ada eksposur yang benar dan Anda tidak akan pernah mendapatkan apa yang Anda inginkan.
Ini adalah di mana banyak amatir tersesat: eksposur tidak dapat mengoreksi cahaya buruk. OK, tidak ada yang dapat memperbaiki cahaya buruk. Anda harus menunggu untuk itu. Fotografi membutuhkan kesabaran. Anda dapat mencoba Netral Kepadatan lulus filter yang sering membantu membawa ke langit yang terlalu terang atau terlalu gelap latar depan. Berikut ini adalah contoh salah satu.

Beberapa orang mencoba untuk men-tweak pembangunan untuk mengimbangi cahaya payah. Ini jauh lebih baik untuk memperbaiki cahaya. Mengabaikan godaan untuk melakukan tweak pembangunan; inilah sebabnya mengapa kita di Hollywood menarik tiga truk peralatan pencahayaan untuk menyalakan adegan di luar ruangan.

Jika Anda mengembangkan sendiri Sistem Zona mendapatkan jauh lebih kompleks jika Anda ingin mengatur eksposur dan pengembangan untuk mencoba agar sesuai dengan berbagai adegan ke dalam berbagai film. Ini digunakan untuk menjadi populer dalam B / W sebelum kontras variabel baik kertas yang tersedia, seperti pada hari Ansel. Hari ini B / W penembak memastikan bahwa mereka cukup untuk mengekspos bayangan (pastikan semua yang memerlukan detail yang terkena karena tidak kurang dari -2 berhenti) dan kemudian menggunakan pengaturan kontras yang lebih rendah untuk kertas.

Jika Anda bertanya, tidak, saya tidak tahu bagaimana Ansel punya sepuluh zona. Hari ini kita hanya mendapatkan sekitar tujuh. OK, sebenarnya aku tahu bagaimana dia punya sepuluh zona: Ansel digunakan kurang pengembangan dan kecepatan lebih lambat untuk negatif daripada produsen peringkat. Kita tidak bisa melakukan itu dengan warna hari ini. Anda dapat melakukan ini dalam B / W, dan Anda harus melakukan banyak pengujian dan pengembangan adat.

Pada hari Ansel semua orang ditembak film dan digunakan lembar kertas dinilai. Karena itu, masuk akal untuk mengembangkan setiap lembar berbeda sehingga dapat mencetak pada kertas kelas 2.

Hari ini orang menembak rol film (Nikon atau Nikon Anda) dan perlu mengembangkan seluruh gulungan dengan cara yang sama. Satu menggunakan VC (variabel kontras) kertas untuk mengontrol kontras, tidak berkembang.

Anda selalu mengembangkan warna dengan cara yang sama, tidak seperti B / W. Mengubah warna berkembang sering kali mengacaukan keseimbangan semua warna.
Saya telah mendorong dan menarik Velvia dan melihat kontras sedikit perubahan. Perubahan warna dan perubahan tingkat hitam, tapi tidak kontras bervariasi seperti halnya B / W film.
Anda harus mengubah cahaya sendiri atau menunggu Tuhan untuk melakukannya. Ini adalah seni.
Hanya hati Anda dapat memberi tahu Anda apa yang harus dilakukan. Anda harus tahu pada tingkat apa yang Anda inginkan terang dan gelap berbagai daerah untuk memberi, hanya sebagai pelukis harus memutuskan apa yang menjadi warna untuk mengambil dari palet. Tidak ada ditulis rumus untuk foto yang baik.

SUMBER: http://www.kenrockwell.com/tech/zone.htm