Minggu, 17 Januari 2010

Belajar Tentang Semangat Hidup (epilog)


Belajar tentang semangat hidup dari mereka. Itulah yang saya rasakan. Sejatinya seorang yang berusia 19 tahun seperti saya ini sudah semestinya mampu mencoba menghidupi diri sendiri dan mengurangi ketergantungan kepada orang tua. Tapi nyatanya? Semua itu belum bisa saya lakukan. Merengek, menangis, meminta sesuatu kepada orang tua dengan mengandalkan belas kasihan masih suka saya lakukan. MALU. Itulah kata yang saya lempar ke wajah saya sendiri ketika melihat begitu semangatnya tiga ‘malaikat’ kecil di emperan toko tersebut. Juju dan imat sang penjaja cireng, dan Poniman sang Seniman cilik membuat saya kerdil dihadapan diri saya sendiri.
Itulah yang juga kita pertanyakan kepada diri kita masing-masing? Masihkah kita selalu mengeluh dengan segala kecukupan yang kita miliki? Jawabannya ada dalam hati kecil kita masing-masing. Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar