Rabu, 18 November 2009

Teori Belajar

TEORI BELAJAR
DEFINISI TEORI BELAJAR
 Arthur T. Jersild Ü learning is modification of behavior through experience and training
 Morgan (1978) Ü belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman
 Gage (1984) Ü belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman
Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan permanen
Delapan Tipe Belajar
Belajar Sinyal
Memberikan reaksi pada perangsang
Guru sejarah galak ditakuti murid Ü murid tidak senang pada sejarah
Belajar Stimulus - Respons
Memberikan reaksi pada perangsang
Guru memuji tindakan anak Ü anak cenderung mengulang
Chaining Motorik
Membentuk rangkaian gerak gerik
Memegang jangka bagian atas Ü jangka dibuka Ü dibuat lingkaran
Chaining Verbal
Memberikan reaksi verbal pada stimulus
Meja dalam Bahasa Inggris apa? Ü table
Belajar Diskriminasi yang jamak
Memberikan reaksi yang berbeda pada stimulus yang mirip
Inilah beras C; yang ini beras PB 8; yang ini beras Rajalele
Belajar Konsep (Concept learning)
Menempatkan objek-objek dalam kelompok tertentu
Belajar Kaidah (Rule Learning)
2 x 18 = 16 ; Benda yang bulat berguling pada alas yang miring
Belajar Memecahkan Masalah (Problem Solving)
Menggabungkan beberapa kaidah menjadi prinsip pemecahan
Mencegah sebuah bola berguling pada alas yang miring
Psikologi Daya
Plato, Aristoteles
Siswa didisiplinkan atau dilatih
Herbartisme
Naturalisme Romantik
Faculty Psychology
1. Faculty Psychologi/Psikologi Kecakapan
 Christian Wolff (1679-1754), seorang ahli filsafat Jerman, berpendapat bahwa pikiran atau otak manusia mempunyai kecakapan yang jelas dan berbeda-beda
 Kecakapan dasar yang umum adalah: pengetahuan (knowing), perasaan, ingatan, dan akal budi inti. Sedangkan kecakapan akal budi (reasoning) meliputi kemampuan menggambarkan perbedaan-perbedaan dan menafsirkan atau menilai bentuk.
 Orang akan dapat belajar jika mental atau dayanya dilatih dengan keras terutama daya nalarnya dan selanjutnya belajar identik dengan mengasah otak.
2. Herbartisme
• Johan Friedrich Herbart (1776-1841) mengembangkan psikologi belajar modern yang sistematis, yang lahir dari suatu teori tabula rasa tentang jiwa atau pikiran (mind)
• Herbart telah mengembangkan pasivitas kenetralan pikiran atau jiwa ke dalam suatu teori belajar mengajar secara sistematis. Ia berpikir bahwa pikiran atau jiwa itu tidak mempunyai bakat ataupun kecakapan alami dari pembawaan, baik untuk menerima maupun menghasilkan gagasan, dan bahkan tidak mempunyai penyusunan jarak jauh terhadap persepsi, berpikir, kemauan, atau kegiatan yang bersandar di dalamnya.
• Jadi, Jiwa atau pikiran adalah suatu kumpulan (potensi), bukan kecakapan, tetapi ide-ide dan kondisi mental.

3. Naturalisme Romantic
• Identik dengan teori humanisme dimana semua orang yang normal berpotensi menjadi orang yang hebat.
• Manusia sebagai satu kepribadian yang utuh,terdiri atas tiga aspek, yaitu Afektif, Kognitif dan Psikomotor
• Naturalisme oleh J.J.Rousseou mengatakan bahwa anak pada waktu lahir adalah baik, jika anak rusak itu akibat pengaruh lingkungan. Karena pada waktu itu moral manusia pada level yang terpuruk
• Menurut teori ini, belajar adalah membiarkan anak tumbuh dan berkembang dengan sendirinya secara alamiah dan jangan diapa apakan.
Behaviorisme
CIRI-CIRI
RUMPUN TEORI BEHAVIORISME
1. Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil
2. Menekankan peranan lingkungan
3. Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
4. Menekankan pentingnya latihan
5. Bersifat mekanistis
Tiga Rumpun Behaviorisme
1. Psikologi Penguatan (Operant Conditioning)
2. Psikologi Asosiasi (Koneksionisme)
3. Psikologi Conditioning
Psikologi Asosiasi (Koneksionisme)
Menurut teori ini:
tingkah laku individu tidak lain dari suatu hubungan antara rangsangan dengan jawaban atau stimulus-respon.
belajar adalah pembentukan hubungan stimulus-respon sebanyak-banyaknya.
Edward L. Thorndike (1874-1949)
1. Law of readines
2. Law of Excercise
3. Law of effect

Psikologi Conditioning
Menurut teori ini:
Belajar merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon terhadap sesuatu.
Mengajar adalah membentuk kebiasaan, dengan mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan
Psikologi Penguatan (Operant Conditioning)
Teori ini mengkondisikan/yang diperkuat adalah respon. [Berbeda dengan Psikologi Conditioning yang mengkondisikan stimulus]
Operant adalah sejumlah perilaku atau respons yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat.
Respon terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer.
Law of Operant Conditioning
Jika timbulnya tingkah laku operant (respons yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat) diiringi dengan stimulus penguat,
Maka…
Kekuatan tingkah laku tersebut akan meningkat.
Law of Operant Extinction
Jika timbulnya tingkah laku operant yang telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi oleh stimulus penguat,
Maka….
Kekuatan tingkah laku tersebut akan menurun atau bahkan musnah.
(Hintzman,1987)
Kelebihan Teori Behaviorisme
Cocok untuk pemerolehan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: spontanitas, kelenturan, refleks, daya tahan, dsb.
Ex: Percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer (CAI),olahraga, dll.
Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
Kelemahan
Teori Behavioristik
Proses belajar bersifat dapat diamati secara langsung, Padahal….
• Belajar adalah proses kegiatan mental yang tidak dapat dilihat dari luar, kecuali gejalanya.
• Proses belajar bersifat otomatis-mekanis sehingga terkesan seperti gerakan mesin dan robot, Padahal….
• Setiap individu memiliki self-direction dan self control yang bersifat kognitif, sehingga ia bisa menolak untuk merespon jika ia tidak menghendakinya.
• Proses belajar manusia dianalogikan dengan perilaku hewan, itu sangat sulit diterima, Mengingat….
• Terdapat perbedaan karakter fisik dan psikis yang mencolok antara manusia dengan hewan.
KOGNITIFISME
1. Gestalt Theory
2. Psikologi Kognitif

Rumpun Kognitifisme
1. Teori Kognitif
2. Psikologi Gestalt
3. Teori Medan (Field Theory)
Teori Kognitif
Cognitive _____cognoscre______pengetahuan
Individu itu aktif (secara mental), konstruktif dan berencana, bukan pasif menerima stimulus dari lingkungan. Mencari dan menemukan pengetahuan serta menggunakannya. Seperti metode : pemecahan masalah, penelitian, pengamatan, diskusi, deduktif, induktif.
Prinsip belajar Teori Kognitif
1. Perseptual sesuai dengan masalah yang dipertunjukkan kepada siswa.
2. Organisasi pengetahuan harus merupakan sesuatu yang mendasar bagi guru.
3. Belajar dengan pemahaman lebih menetap daripada rote learning
4. Umpan balik kognitif mempertunjukkan pengetahuan yang benar dan tepat mengoreksi hasil belajar.
5. Penetapan tujuan penting sebagai motivasi belajar
6. Berfikir devergen menuju pemecahan masalah atau produk yang menyenangkan



Teori Gestalt
Gestalt ______ Whole Configuration
Tokoh: Max Wertheimer, Kurt Koffka, wolfgang Kohler
Empat asumsi yang mendasarinya:
1. Molar lebih banyak dipelajari kaitannya dengan lingkungan luar. (berlawanan dengan molecular (kontraksi otot)).
2. Membedakan antar lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. (gunung yang nampak dari jauh seolah-olah indah (lingk.behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingk.geografis)).
3. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan objek atau peristiwa.
4. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis.
Aplikasi Gestalt dalam Pembelajaran
1. PengalamanTilikan (Insight) ; mengenal keterkaitan unsur dalam suatu objek
2. Meaningful Learning
3. Perilaku bertujuan (purposive behavior)
4. Prinsip Ruang Hidup (life space)
5. Transfer dalam Belajar
Teori Medan (Field Theory)
Field Theory _____Cognitive Field
Tokoh; Kurt Lewin
Medan kekuatan psikologis dimana individu bereaksi disebut life space yang mencakup perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi. Belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif.
Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil dari dua macam kekuatan, satu dari struktur kognisi itu sendiri yang lainnya dari kebutuhan dan motivasi internal individu
Teori Medan Kurt Lewin






KONSTRUKTIVISME
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri. [Von Glaserfeld]
Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.
Prinsip-Prinsip Konstruktivisme
1. Pengetahuan dibina oleh siswa
2. Setiap siswa memiliki ide dan pengetahuan
3. Proses pembinaan pengetahuan melibatkan aspek sosial
4. Guru merupakan fasilitator dalam proses pembinaan pengetahuan siswa
Jean Piaget
Sensorimotor
Usia 0 – 2 tahun
Mengenal dunianya melalui gerak, mengulang reaksi yang sederhana
Praoperasional
Usia 2 – 7 tahun
Belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata
Operasional Kongkrit
Usia 7 – 11 tahun
Belajar menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi
Operasional Formal
Usia 11 tahun keatas
Belajar berpikir deduktif dan induktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar